Kisruh UU Cipta Kerja, Kemnaker Sampaikan Surat Terbuka: Hati Saya Bersama Mereka

- 6 Oktober 2020, 09:53 WIB
Unjuk rasa tolak RUU cipta kerja.
Unjuk rasa tolak RUU cipta kerja. /Foto : Portal Surabaya

PR TASIKMALAYA - RUU Cipta Kerja akhirnya disahkan menjadi Undang-undang dalam rapat paripurna yang digelar pada Senin, 5 Oktober 2020 sore.

Dalam rapat paripurna tersebut, Fraksi Demokrat dan PKS tetap konsisten dengan sikap menolak pengesahan RUU tersebut.

Anggota Fraksi Partai Demokrat Benny K. Harman bahkan menunjukkan kekesalannya lantaran pimpinan sidang Azis Syamsuddin menolak interupsi.

Baca Juga: Harga BBM di Indonesia Terhitung Mahal? Berikut Alasannya

Akibat hal tersebut, sejumlah anggota Fraksi Demokrat memilih untuk walk out dan berjalan keluar dari sidang paripurna yang dipimpin wakil ketua DPR tersebut.

Di tengah kegaduhan masyatakat dan munculnya tagar #TolakOmnibusLaw, Kementerian Ketenagakerjaan menyampaikan surat terbuka yang ditujukan untuk pekerja dan serikat buruh.

Adapun isi surat yang ditulis Menteri Ida Fauziyah ditulis sebagai berikut.

Baca Juga: Setelah Bogor, Bali Jadi Tempat Kedua Uji Coba Vaksin Covid-19

SURAT TERBUKA MENAKER IDA KEPADA SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

“Hati Saya Bersama Mereka yang Bekerja dan yang Masih Menganggur”

Kepada teman-teman serikat pekerja/serikat buruh.

Sejak awal 2020 kita telah mulai berdialog tentang RUU Cipta Kerja, baik secara formal melalui lembaga Tripartit, maupun secara informal. Aspirasi kalian sudah Kami dengar, sudah Kami pahami. Sedapat mungkin aspirasi ini kami sertakan menjadi bagian RUU ini.
Pada saat yang sama kami juga menerima aspirasi dari berbagai kalangan.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah The Simpsons Prediksi Kematian Donald Trump?

Saya berupaya mencari titik keseimbangan. Antara melindungi yang telah bekerja dan memberi kesempatan kerja pada jutaan orang yang masih menganggur, yang tak punya penghasilan dan kebanggaan. Tidak mudah memang, tapi kami perjuangkan dengan sebaik-baiknya.

Saya paham ada di antara teman-teman yang kecewa atau belum puas. Saya menerima dan mengerti. Ingatlah, hati saya bersama kalian dan bersama mereka yang masih menganggur.

Terkait rencana mogok nasional, saya meminta agar dipirkan lagi dengan tenang karena situasi jelas tidak memungkinkan untuk turun ke jalan, untuk berkumpul. Pandemi Covid-19 masih tinggi, belum ada vaksinnya.

Baca Juga: Kabar Duka, Budi Padukone Gitaris OM PMR Meninggal Dunia

Pertimbangan ulang rencana mogok itu. Bacalah seacra utuh RUU Cipta Kerja ini. Banyak sekali aspirasi teman-teman yang kami akomodir. Soal PWKT, outsourcing, syarat PHK, itu semua masih mengacu pada UU lama. Soal upah juga masih mengakomodir adanya UMK.

Jika teman-teman ingin 100% diakomodir, itu tidak mungkin. Namun bacalah hasilnya. Akan  terlihat bahwa keberpihakan kami terang benderang.

Karena sudah banyak yang diakomodir, maka mogok menjadi tidak relevan. Lupakanlah rencana ini. Jangan ambil risiko membahayakan nyawa kalian, istri, suami dan anak-anak di rumah. Mereka wajib kita jaga agar tetap sehat.

Baca Juga: Beri Sambutan dalam Hari Habitat Dunia 2020, Jokowi Tekankan soal Rumah Layak Huni

Saya mengajak kita kembali duduk bareng. Dengan semangat untuk melindungi yang sedang bekerja dan memberi pekerjaan bagi yang masih nganggur. Saya dengan antusias menunggu kehadiran teman-teman di meja dialog, bukan di jalanan.

Saya percaya kita selalu bisa menemukan jalan tengah yang saling menenangkan. Kita sedang berupaya menyalakan lilin dan bukan menyalahkan kegelapan. Salam sayang saya kepada keluarga di rumah. Tetaplah sehat. kitarawatkita.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Hati Saya Bersama Mereka yang Bekerja dan yang Masih Menganggur

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Instagram @bpptkg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x