Bukan Solusi Resesi Ekonomi, Tagar #TolakOmnibusLaw Jadi Trending Topik Twitter

- 5 Oktober 2020, 09:00 WIB
Massa menggelar aksi unjukrasa terkait penolakan Omnibus Law RUU Cipta Kerja di depan Gedung Sate, Jln. Diponegoro, Kota Bandung, Senin (16/3/2020)
Massa menggelar aksi unjukrasa terkait penolakan Omnibus Law RUU Cipta Kerja di depan Gedung Sate, Jln. Diponegoro, Kota Bandung, Senin (16/3/2020) /Portal Surabaya

PR TASIKMALAYA - Setelah resmi disetujui untuk dibawa ke rapat paripurna DPR, tagar #TolakOmnibusLaw atau #BatalkanOmnibusLaw menggema di sosial media, khususnya Twitter hingga Senin, 5 Oktober 2020.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudistira menegaskan, UU Cipta Kerja sama sekali tidak membantu dalam pemulihan ekonomi di masa resesi.

Menurutnya, tak heran bila khalayak ramai menolak lahirnya UU Cipta Kerja yang disebut-sebut pemerintah akan mendongkrak investasi dan mendorong perekonomian.

Baca Juga: Bawaslu Jawa Barat Temukan Pelanggaran dalam Sepekan Kampanye

"Ini justru memberi ketidakpastian karena banyaknya aturan yang berubah ditengah situasi resesi ekonomi. Padahal investor butuh kepastian," ungkap Bhima.

Diketahui, dalam kluster ketenagakerjaan sendiri pengurangan hak pesangon akan menurunkan daya beli buruh. Hal ini tidak bisa diterima oleh pekerja yang saat ini rentan terkena Pemutusan Hubungan Kerja(PHK).

Karenanya, lanjut dia, aksi penolakan omnibus law bisa merusak hubungan industrial di level paling mikro atau di tingkat perundingan perusahaan (bipartit), lantaran ancaman mogok kerja bisa menurunkan produktivitas.

Baca Juga: Industri Baja Diperkuat Kemenperin, Solusi di Tengah Pandemi Covid-19

"Investor di negara maju sangat menjunjung fair labour practice dan decent work dimana hak-hak buruh sangat dihargai, bukan sebaliknya," imbuhnya.

Beberapa akun Twitter pun menyerukan soal penulakan RUU Cipta Kerja, seperti @UGMBergerak yang juga turut menegaskan sikap, Senin, 5 Oktober 2020.

“Sikap Aliansi Mahasiswa UGM masih sama, yakni menolak RUU Cipta Kerja (Omnibus Law) dan meminta batalkan pengesahannya! #BatalkanOmnibusLaw #JegalSampaiGagal #MosiTidakPercaya."

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 5 Oktober 2020: Siang hingga Sore akan Diguyur Hujan Ringan

"Kesepakatan untuk meloloskan RUU Cipta Kerja dalam waktu relatif cepat membuktikan bahwa Pemerintah dan DPR disiplin menerapkan protokol saat pandemi: pakai masker dan jaga jarak. Maskernya menutupi telinga dan jaga jarak dengan rakyatnya. Selamat pagi!," cuit @Gandjar_Bondan.

Politisi Partai Demokrat Hinca Panjaitan pun memberikan pernyataan soal RUU Cipta Kerja melalui cuitan di akun Twitter pribadinya.

Baca Juga: Gedung Putih Ungkap Kronologi Kondisi Kesehatan Trump yang Sempat Menurun

Aktivis Ulil Abshar Abdallah melalui akun twitternya mengatakan menolak RUU Cipta Kerja. Menurutnya RUU yang menuai banyak penolakan ini memang memiliki banyak masalah.

"Saya sudah tidak di partai manapun sekarang. Tapi saya mendukung dua partai ini untuk menolak RUU Cipta Kerja.

"Jika sebuah RUU ditolak kaum perempuan, buruh, aktivis lingkungan, berarti memang ada masalah di dalamnya. Secara moral-etis, kita sebaiknya berpihak pada kaum kecil," cuitnya.

***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Twitter RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x