Network
PR TASIKMALAYA – Soal pencemaran polusi udara, Jakarta masih berada di puncak untuk kualitas udara terburuk di dunia. Maka dari itu, polusi Jakarta masih belum hilang sepenuhnya.
Diketahui bahwa, polusi udara di Jakarta berada pada angka 172. Jika diartikan bahwa kondisi udara di ibukota masih buruk.
Kemudian, tingkat konsentrasi PM2.5 Jakarta saat ini pada level 96.6 µg/m³. Hal ini bisa setara dengan 19.3 kali dari nilai panduan kualitas udara versi WHO.
Suhu di Jakarta pada pagi tadi mencapai 28 derajat Celcius, dengan tingkat kelembaban mencapai 66 persen.
Sedangkan gerak angin di wilayah Jakarta hanya 11,1 km/jam, dan tekanan sebesar 1011 mbar.
Sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari PMJ News, peringkat kualitas udara terburuk Jakarta saat ini berada di posisi pertama di dunia.
Bahkan kualitas udara di wilayah Jakarta masuk dengan indikator warna merah. Artinya adalah tidak sehat bagi seluruh kalangan masyarakat.
Jika kualitas udara berada di indikator warna kuning, maka bisa diartikan sebagai cukup baik namun perlu memakai masker jika diperlukan.
Selain itu, indikator warna ungu diartikan sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, dan orange tidak sehat bagi kelompok sensitive.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mengingatkan kepada seluruh warga untuk melakukan proses tanam pohon di lahan yang sudah disediakan dan ditentukan.
Serta pengurangan jumlah ASN yang bekerja di kantor dan diganti dengan work from home, sedang dilakukan demi mengurangi polusi udara.
Ditambah uji emisi kendaraan bagi ASN dan masyarakat terus dilakukan, supaya kendaraan yang tidak lolos uji emisi dilarang untuk digunakan.
Baca Juga: Demi Atasi Masalah Polusi Jakarta, ASN Diminta Ikut Berperan
Bahkan penerapan kendaraan listrik sempat direncanakan untuk digunakan agar polusi udara di Jakarta berkurang.
Tak hanya itu, Pemprov DKI Jakarta mengingatkan kepada masyarakat untuk menggunakan masker saat beraktivitas di ruang terbuka.***
