Kerugian Pertamina Sedang Santer Dibicarakan, Menteri Arifin Tasrif: Kita Bisa Memakluminya

- 27 Agustus 2020, 16:00 WIB
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.*
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.* /ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA

PR TASIKMALAYA - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama hingga kini masih menjadi perbincangan yang hangat.

Hal ini tentunya dikaitkan dengan Pertamina yang kini disebut alami kerugian.

Perusahaan minyak negara tersebut pada semester I-2020 mencapai Rp 11,33 triliun.

Baca Juga: Aktor Antonio Banderas Umumkan Sembuh dari Covid-19

Namun, hal itu justru disebut merupakan hal yang wajar-wajar saja.

Pernyataan itu disebutkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif.

Menurut dia, besarnya kerugian perusahaan minyak milik negara tersebut akibat sentimen negatif pandemi Covid-19.

“Kita bisa memakluminya karena semua perusahaan terdampak, tapi secara perhitungan nanti mungkin dengan yang menghitung yang bisa memberikan angkanya,” ujarnya, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu 26 Agustus 2020.

Baca Juga: Pingsan saat Hadapi Hertha, Pesepakbola Daley Blind Ungkap Kondisi Terkini

Arifin mengatakan kerugian perusahaan minyak negara tersebut belakangan banyak dikaitkan dengan kebijakan tidak menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) meski harga minyak mentah dunia mengalami penurunan.

Namun dalam pertimbangannya, ia tidak mau menumbalkan Pertamina dengan menurunkan harga.

Hal itu semata-mata dikarenakan adanya penurunan permintaan BBM serta melemahnya nilai tukar rupiah di kuartal kedua kemarin.

“Ya memang kita ketahui minyak turun, kurs juga terguncang. Walaupun harga minyak tidak turun, konsumsi tidak seperti semula,” ujanya, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Warta Ekonomi dengan judul Pertamina Buntung, Menteri Jokowi: Masih Bisa Dimaklumi.

Baca Juga: Pertamina Merugi, Pakar Politik Sarankan Ahok Pulang Kampung ke Belitung

Sebagian orang juga mengatakan bahwa kerugian yang dialami Pertamina justru dikarenakan pengelolaannya yang salah.

Tak ayal, Ahok pun kini menjadi bahan sorotan publik dan banyak netizen yang meyerangnya.

Namun ada hal-hal yang menjadi faktor kerugian Pertamina yang disebutkan oleh Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini.

Faktor itu di antaranya, karena adanya penurunan permintaan pasar. Kemudian, nilai tukar rupiah juga menjadi faktor lainnya.

Baca Juga: Trailer Game 'COD Black Ops: Cold War' Dilarang Tayang di Tiongkok

Kemudian yang ketiga terkait dengan crude. Dengan melemahnya crude price di second quarter menyentuh angka 19 sampai 20 dolar AS perbarel.

"Dibandingkan posisi Desember 2019 63 dolar AS perbarel kita sangat terdampak sekali pada margin hulu. Padahal margin hulu penyumbang atau kontributor ebitda terbesar 80 persen,” tuturnya.*** (Redaksi WE Online)

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x