Network
PR TASIKMALAYA - Indeks Persepsi Korupsi atau IPK negara Indonesia tahun 2022 anjlok jika dibandingkan dengan tahun lalu.
IPK Indonesia anjlok dari 38 poin menjadi 34 poin, menjadikan posisi Indonesia turun ke 110.
Transparency International Indonesia menyatakan bahwa skor IPK Indonesia tahun 2022 menjadi skor terburuk Indonesia pasca reformasi.
Berbagai kalangan pun mengomentari anjloknya IPK Indonesia, salah satunya adalah Novel Baswedan.
Baca Juga: Tamara Bleszynski Percaya Dapat Keadilan Setelah Digugat Rp34 Miliar oleh Kakak Kandung
Novel Baswedan mengatakan bahwa terjun bebasnya IPK Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi.
Faktor-faktor tersebut adalah karena Revisi Undang-Undang KPK dan Pimpinan KPK yang ugal-ugalan.
Namun, Novel juga menambahkan bahwa penurunan skor bisa lebih dalam, namun pemerintah mengeluarkan kebijakan yang membuat skor KPI Indonesia tidak turun terlalu dalam.
“Itupun masih tertolong karena tahun lalu pemerintah membuat kebijakan kemudahan berbisnis,” kata Novel Baswedan melalui akun Twitter @nazaqistha pada Rabu, 1 Februari 2023.
Baca Juga: Kasus Kecelakaan Mahasiswa UI, Polisi Pastikan Penyelesaian Kasusnya Transparan
Novel pun mempertanyakan kemana anggota legislatif yang mendukung terpilihnya ketua KPK saat ini, Firli Bahuri.
Sebelumnya, Transparency International Indonesia merilis data Indeks Persepsi Korupsi tertinggi dan terendah tahun 2022.
Denmark menjadi negara yang memiliki skor tertinggi yaitu 90 poin, sedangkan Somalia adalah negara yang memiliki skor terendah yaitu 12 poin.
Sementara Indonesia mendapatkan skor KPI 34, menempatkan Indonesia berada pada urutan ke 110.
Baca Juga: Hampir Mustahil Lihat 3 Perbedaan Kakak Beradik di Tes IQ dalam Waktu yang Singkat
Skor ini turun 4 poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu mendapatkan skor 38 yang menjadikan Indonesia berada pada urutan ke 96.
Di tingkat ASEAN, Indonesia menempati urutan ke 6, hanya lebih baik dari Laos, Kamboja dan Myanmar.***
