Menilik Cerita Awal Dicetuskannya Normal Baru, Mahfud MD: Munculnya Frustasi dan Stres Dikhawatirkan

- 25 Juni 2020, 06:37 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD dan Gubernur Sultan HB X.
Menkopolhukam Mahfud MD dan Gubernur Sultan HB X. /(humas pemda diy)

PR TASIKMALAYA - Normal baru atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) tengah berjalan di masa pandemi Covid-19 di Indonesia. Beberapa masyarakat Indonesia bertanya-tanya terkait dasar yang membuat pemerintah akhirnya memutuskan untuk memberlakukan kebijakan tersebut saat angka kenaikan terus bertambah. 

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menceritakan awal dicetuskannya ide memasuki masa normal baru yang akhirnya diputuskan pemerintah pusat.

Hal itu ia sampaikan di sela Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 dengan Forkopimda Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu, 24 Juni 2020 petang.

Baca Juga: Mempelai Pengantin Harap Bersabar, Izin Menggelar Resepsi Pernikahan di Gedung Masih Dikaji

"Saat itu minggu ketiga Mei 2020, semua menteri koordinator, lalu menteri kesehatan dan mensesneg berdiskusi tentang bagaimana ekonomi harus tetap bergerak," ujarnya kepada wartawan Antara. 

Mahfud mengatakan, orang tidak mungkin diminta untuk terus berdiam di rumah karena dikhawatirkan bisa memunculkan frustasi, bahkan angka stres bertambah.

Saat itu, kata dia, beberapa menteri tersebut dipanggil dan diminta oleh Presiden untuk memikirkan ide baru.

Baca Juga: Suharso: Presiden Ingin Menekan Angka Kemiskinan Ekstrem di Indonesia, Covid-19 Jadi Tantangan

"Secara fakta, Covid-19 itu ada dan tak bisa diprediksi kapan berakhir. Masak iya begini terus? Lalu diputuskan untuk bergerak, terutama perekonomian. Itulah awal mula ide new normal (normal baru)," ungkapnya.

Aspek yang menjadi fokus saat itu adalah perekonomian, kata Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut, seraya menambahkan aspek lain yang juga terdampak, kesehatan dan sosial. 

Sementara itu, pada era normal baru seluruh pihak diminta saling memahami bahwa aktivitas yang tidak biasa harus dijadikan biasa.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Wakil Presiden Ma'ruf Amin Minta Fatwa Salat Tanpa Wudu dan Tayamum

"Seperti memakai masker. Kalau dulu orang pakai masker tidak biasa dan dikira tidak normal, tapi sekarang sudah normal. Lalu jaga jarak yang dulu tidak biasa, tapi kini harus dibiasakan," tuturnya.

Kondisi tersebut diakui Mahfud MD, jelas bakal menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, membuat ada yang setuju maupun tidak, tapi hal itu dianggapnya biasa, terlebih Covid-19 tidak jelas kapan akan segera berakhir.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x