Asisten Pelatih Arema FC Kuncoro: Bantu Remaja Aremania yang Terlantar Dalam Tragedi Kanjuruhan

- 15 Oktober 2022, 17:25 WIB
M Rusdi Mengaku Sebagai Aremania Asal Probolinggo dan Sudan Terlantar Selama 11 Hari di Stadion Kanjuruhan Malang.
M Rusdi Mengaku Sebagai Aremania Asal Probolinggo dan Sudan Terlantar Selama 11 Hari di Stadion Kanjuruhan Malang. /Laman ANTARA

PR TASIKMALAYA – Asisten Pelatih Arema FC Kuncoro mengatakan tetap ikhlas untuk membantu M Rusdi yang mengaku sebagai Aremania.

Remaja yang berusia 17 tahun tersebut terlantar selama 11 hari pasca tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Kuncoro mengungkapkan bahwa dirinya tetap ikhlas meski belakangan M Rusdi yang mengaku sebagai seorang Aremania tersebut berbohong dan bukan merupakan korban dari Tragedi Kanjuruhan.

“Kami memang hanya berniat menolong, ya sudah tidak ada masalah,” ujar Kuncoro di Kota Malang, Jawa Timur pada Sabtu, 15 Oktober 2022, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman ANTARA, Sabtu, 15 Oktober 2022.

Sebelumnya Kuncoro bersama dengan punggawa Arema FC yakni Johan Ahmat Farizi dan Jayus Hariono sempat menemui pria asal Probolinggo tersebut yang telah mengaku menjadi korban dalam Tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga: Ketua TGIPF Mahfud MD: Presiden Minta Polri Lanjutkan Penyelidikan Terkait Tragedi Kanjuruhan

M Rusdi mengaku terlantar selama 11 hari di area Stadion Kanjuruhan Malang, karena tidak berani untuk pulang ke asalnya di Probolinggo.

Menurut pengakuan dari M Rusdi bahwa dirinya bersama tiga orang rekannya datang ke Stadion Kanjuruhan untuk menyaksikan pertandingan Kompetisi BRI Liga 1 musim 2022-2023 antara Arema FC menghadapi Persebaya Surabaya.

Selain itu M Rusdi juga mengaku bahwa ketiga rekannya tersebut turut menjadi korban yang meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan.

Setelah pengakuan dari M Rusdi tersebar di sosial media, Aremania yang mengetahui hal tersebut kemudian mencoba untuk memberikan pertolongan kepada remaja yang mengaku sebagai pendukung Arema FC tersebut.

Selain itu perhatian juga diberikan oleh Kuncoro dan sejumlah punggawa dari tim berjuluk Singo Edan tersebut.

Baca Juga: Sebelum Kompetisi BRI Liga 1 2022-2023 Kembali Dilanjutkan, PSS Sleman Minta Tragedi Kanjuruhan Diusut Tuntas

Kemudian M Rusdi akhirnya setuju untuk tinggal di sebuah Pondok Pesantren Rejo Darul Musthofa, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur berkat bantuan dari Aremania.

Namun ternyata apa yang sudah diceritakan oleh M Rusdi tersebut adalah sebuah kebohongan dan tidak benar adanya.

Seorang pendamping dari Santri Embongan Pondok Pesantren Rejo Darul Musthofa Fakih Pilihan mengaku bahwa saat ini M Rusdi sudah tidak lagi berada di Ponpes tersebut.

“Kemain, Rusdi memang ke sini, tapi setelah ada kabar dari pihak Probolinggo bahwa Rusdi itu tipu-tipu, kita sudah serahkan ke RSJ Lawang,” kata Fakih.

Menurutnya M Rusdi telah dibawa oleh rekan-rekan dari Aremania menuju ke Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSJ) Dr. Radjiman Wediodiningrat, Lawang.

Baca Juga: TGIPF Ungkap Penyebab Ratusan Korban Jiwa Dalam Tragedi Kanjuruhan

“Jadi teman-teman Aremania menjemput ke sini, dan membawanya ke RSJ Lawang,” tambahnya.

Fakih mengatakan bahwa pada awalnya dirinya tidak menaruh rasa curiga kepada M Rusdi yang mengaku telah kehilangan tiga rekannya dalam Tragedi Kanjuruhan tersebut.

“Kami dapat informasi pertama dari Probolinggo, kemarin memang ada klarifikasi bahwa yang bersangkutan sering hilang dan berpergian kemana-mana. Tapi tujuan kami hanya menampung orang trauma,” lanjutnya.

Meski pihak dari Ponpes tersebut juga sudah menjadi korban kebohongan dari M Rusdi, namun pihaknya tetap akan memberikan bantuan kepada orang-orang yang sedang mengalami trauma, termasuk juga dengan trauma yang disebabkan dalam Tragedi Kanjuruhan.

“Kami tidak kapok, karena kami memang menampung anak-anak terlantar, orang yang trauma dan lainnya. Siapapun yang butuh bantuan, kami siap menampung,” jelasnya.

Seperti yang diketahui bersama bahwa dalam Tragedi Kanjuruhan tersebut menyebabkan sebanyak 754 orang menjadi korban.

Kemudian sebanyak 132 orang meninggal dunia, sedangkan korban yang mengalami luka ringan sebanyak 296 orang dan luka berat berjumlah 26 orang.***

Editor: Nicolaus Ade Prasetyo

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah