"Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat deformasi batuan pada kerak samudra Lempeng Indo-Australia," ungkap Daryoko dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Twitter @DayronoBMKG.
Daryono juga menjelaskan, deformasi batuan pada kerak lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Banten, dengan mekanisme pergerakan geser turun atau oblique normal.
Gempa berkekuatan 5.2 magnitudo tersebut dirasakan di beberapa daerah seperti Palabuhanratu dalam skala intensitas IV MMI.
Sedangkan di Malingping, Bayah, Cihara, Panggarangan, Ciptagelar, Wanasalam, Sukabumi, Rangkasbitung, Cireunghas, Cikeusik dengan skala intensitas III MMI.
Baca Juga: Akibat Gangguan Pencernaan, Balita yang Kurang Gizi di Surabaya ini Butuh Bantuan
Baca Juga: 15 Fakta Gempa Selatan Banten Magnitudo 5.2 yang Terjadi Jumat, 4 Februari 2022
Sementara itu di daerah Sawarna, Pangalengan, Jakarta, Tangerang, Parung Panjang dirasakan dengan skala Intensitas II MMI.
Gempa berkekuatan 5.2 magnitudo tersebut menjadi gempa kelima yang dirasakan oleh warga DKI Jakarta dalam lima tahun terakhir.
DKI Jakarta merasakan gempa pada 23 Januari 2018 (M6,1) 28 Juli 2019 (M4,9) 2 Agustus 2019 (M6,9) 14 Januari 2022 (M6,6) dan 4 Februari 2022 (M5,2).