Siapkan Sistem Canggih untuk Mengawasi Konten Siaran Digital, KPI: Enggak Mungkin Pakai Manual

- 20 Januari 2022, 10:15 WIB
Ketua KPI Agung Suprio mengatakan akan gunakan sistem canggih untuk awasi konten siaran digital.
Ketua KPI Agung Suprio mengatakan akan gunakan sistem canggih untuk awasi konten siaran digital. /Instagram/@agung_suprio

PR TASIKMALAYA - KPI atau Komisi Penyiaran Indonesia dikabarkan akan segera menggunakan sistem canggih.

Sistem canggih tersebut digunakan KPI sebagai cara untuk mengawasi konten yang dinikmati masyarakat.

Saat ini KPI hanya memegang memerintahkan 4 orang untuk memegang 1 televisi.

Namun seiring berkembangnya zaman, serta masuknya era digital, KPI mengaku tak mampu bila mengawasi konten yang disuguhkan dengan pengawasan manual.

Baca Juga: Aktor Serial Marvel 'Moon Knight' Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan Ski, Sempat Alami Cedera Kepala

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, Ketua KPI yakni Agung Suprio menjelaskan bahwa sistem canggih pun akan segera diterapkan.

Sistem canggih tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk mengawasi konten-konten yang bertebaran secara digital.

KPI dikabarkan akan menggunakan teknologi terbaru seperti kecerdasan artifisial atau AI agar dapat memantau berbagai konten yang disuguhkan kepada masyarakat.

Agung Suprio menjelaskan bahwa hal tersebut akan segera diterapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI.

Baca Juga: Pangeran Andrew Dikabarkan Bakal Menjadi Adipati York ‘Terakhir’, Kenapa?

"Teman-teman, KPI akan membuat sistem pengawasan," ujarnya pada Rabu, 19 Januari 2022.

"Yang lebih canggih," sambungnya.

Dijelaskan Agung Suprio bahwa saat ini sudah ada 18 televisi yang diawasi oleh KPI.

"Sekarang ini 1 tv diawasi 4 orang," jelasnya.

Baca Juga: Jadi Sorotan, Giring Kembali Bernyanyi: Oktober Bakal Ada yang Tumbang

"Karena tvnya hanya 18," sambungnya.

Mengingat telah masuk dunia digital, Agung Suprio pun mengaku tidak akan sanggup bila menggunakan pengawasan secara manual.

"Kalau di era digital, kita bayangkan lebih dari 50 tv," ungkapnya.

"Enggak mungkin kita memakai pengawasan manual," pungkasnya.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah