Fakta-fakta Menarik Soal Gerhana Bulan 19 November, Salah Satunya akan Kembali Berlangsung Tahun Depan

- 19 November 2021, 15:13 WIB
Gerhana bulan parsial tahun 2021 akan menjadi yang terlama sejak 600 tahun terakhir berikut fakta-fakta menariknya.
Gerhana bulan parsial tahun 2021 akan menjadi yang terlama sejak 600 tahun terakhir berikut fakta-fakta menariknya. /Pixabay/Temudjin

PR TASIKMALAYA - Pada sore ini, Jumat, 19 November 2021, masyarakat di sebagian wilayah di Indonesia dapat menyaksikan fenomena gerhana bulan parsial.

Namun, terdapat sejumlah fakta mengenai gerhana bulan parsial yang terjadi hari ini yang menarik untuk diketahui.

Dalam penampakannya nanti, gerhana bulan parsial akan terlihat bermandikan warna merah.

Fenomena gerhana bulan parsial yang akan terjadi ini memiliki durasi terpanjang dalam 600 tahun terakhir.

Baca Juga: Joddy Sebut Vanessa Angel Sempat Sadar Saat Alami Kecelakaan, Ayah Bibi Ardiansyah: Si Gala Nangis

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari New Straits Time, dalam gerhana parsial kali ini, 99 persen permukaan bulan akan berwarna merah.

Selain di Indonesia, fenomena ini juga bisa dilihat di Amerika Utara, Amerika Selatan, Polinesia, Australia, dan Asia timur laut.

Menurut para ilmuwan luar angkasa dan pengamat langit, kemungkinannya, di wilayah-wilayah yang diberkati dengan pemandangan langit bebas awan, akan bisa melihat sedikit peredupan bulan.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Hewan Mana yang Akan Anda Adopsi? Pilihan Anda Akan Ungkap Keadaan Emosional Anda

Peredupan tersebut akan terjadi saat bulan memasuki penumbra bumi. Satu jam kemudian bulan akan sepenuhnya masuk ke umbra dan diliputi bayangan penuh.

Bulan pun akan tampak berwarna merah, dengan warna yang paling jelas terlihat pada puncak gerhana 18 menit kemudian.

Seluruh proses akan menjadi terbalik saat Bulan keluar dari bayangan dan melanjutkan perputarannya mengelilingi planet bumi.

Baca Juga: Prediksi PSG vs Nantes di Ligue 1 20 November 2021, Line Up hingga Skor Akhir

Untuk diketahui, warna merah yang dramatis ini disebabkan oleh fenomena yang dikenal sebagai "hamburan Rayleigh".

Hamburan Rayleigh adalah ketika gelombang cahaya biru yang lebih pendek dari Matahari tersebar oleh partikel di atmosfer bumi.

Gelombang cahaya merah yang lebih panjang akan dengan mudah melewati partikel-partikel ini.

Baca Juga: Rizky Billar Koleksi Mobil Mewah, Atta Halilintar ke Lesti Kejora: Dimarahin Nggak?

Situs NASA menjelaskan bahwa semakin banyak debu atau awan di atmosfer Bumi selama gerhana, maka Bulan akan semakin berwarna merah.

"Seolah-olah semua matahari terbit dan terbenam di dunia diproyeksikan ke Bulan," kata penjelasan itu.

Proses gerhana ini, dimulai dengan bulan yang memasuki bayangan bumi hingga saat berakhir, akan memakan waktu lebih dari tiga jam dan 28 menit.

Gerhana bulan parsial ini merupakan yang memiliki durasi terpanjang sejak tahun 1440 dan tidak akan terkalahkan sampai tahun 2669.

Baca Juga: Berbagai Twibbon Unik Cocok Untuk Meriahkan Hari Anak Sedunia

Namun, kabar baiknya bagi para pengamat bulan, ialah bahwa mereka tidak perlu menunggu selama itu untuk bisa kembali menyaksikan gerhana bulan.

NASA menyebut bahwa akan ada gerhana bulan total yang lebih lama pada tanggal 8 November tahun depan.

Berita yang lebih baik lagi ialah, bagi siapapun yang ingin menonton, tidak memerlukan peralatan khusus yang seperti untuk melihat gerhana matahari.

Teropong, teleskop, atau mata telanjang akan memberikan pemandangan yang layak selama cuacanya bagus.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: New Straits Time


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah