Jokowi juga ingin agar jaringan nirkabel dan produksi merata sampai ke pelosok daerah di Indonesia.
“Untuk itu, produktivitas harus ditingkatkan. Produktivitas akan bisa meningkat bila kualitas SDM juga membaik. Diperkuat oleh konektivitas yang semakin merata,” ujarnya.
“Pembangunan infrastruktur yang dipercepat. Termasuk infrastruktur digital, energi dan pangan untuk mendorong industrialisasi. Serta dukungan ekosistem hukum dan birokrasi yang kondusif bagi dunia usaha,” tutur Jokowi berharap.
Kebijakan ekonomi pemerintahan Jokowi sendiri bersandar pada kondisi di lapangan saat ini terkait pandemi Covid-19.
“Dengan berpijak pada kebijakan reformasi struktural serta memperhitungkan dinamika pandemi Covid-19 di Indonesia, asumsi indikator ekonomi makro yang kami pergunakan di tahun 2022 adalah sebagai berikut,” ujarnya.
Baca Juga: Ungkap Alasan di Balik Perceraiannya dengan Zikri Daulay, Henny Rahman: Aku Punya Bukti yang Kuat
“Pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan pada kisaran 5,0-5,5 persen. Kita akan berusaha maksimal mencapai target pertumbuhan di batas atas, yaitu 5,5 persen. Namun harus tetap waspada karena perkembangan Covid-19 masih sangat dinamis,” ucap Jokowi.
Jokowi menekankan bahwa kebijakan yang diambil akan terus diambil dari para ahli dan hasil riset ilmiah mumpuni.
“Kita akan menggunakan seluruh sumber daya berbasis analisis ilmiah dan pandangan ahli untuk terus mengendalikan Covid-19, dengan demikian pemulihan ekonomi dan kesejahteraan sosial dapat dijaga, terus dipercepat dan diperkuat,” katanya.