“Kelapa sawit seringkali mendapatkan penilaian yang cenderung tidak adil jika dibandingkan dengan minyak nabati lainnya,” tuturnya.
“Kelapa sawit dikategorikan sebagai High Risk ILUC (Indirect Land Used Change) oleh Uni Eropa,” ucapnya.
Fadli Zon menegaskan. Uni Eropa tidak boleh diskriminatif terhadap minyak kelapa sawit yang berasal dari Indonesia.
“Padahal, tingkat produktivitasnya lebih tinggi ketimbang minyak nabati lain yang lebih menghabiskan banyak lahan ketimbang kelapa sawit. Uni Eropa dan Parlemen Eropa tak boleh diskriminatif soal minyak sawit dari Indonesia,” ucapnya.
Baca Juga: Sering Dijodoh-jodohkan Penggemar, Alshad Ahmad Justru Akui Memiliki Kesamaan dengan Ria Ricis
“Diskriminasi terhadap produk pertanian tak akan membantu negara berkembang, malah makin memperburuk kehidupan para petani yang tergantung pada komoditas itu,” kata Fadli Zon.
Fadli Zon menekankan pentingnya hubungan bilateral antara Uni Eropa dan ASEAN khususnya Indonesia untuk jangka waktu panjang ke depannya.