PR TASIKMALAYA – Teddy Gusnaidi menanggapi aksi orang-orang yang dicurigai dekat dengan kelompok radikal yang menyuarakan untuk mengutuk aksi bom bunuh diri di Makassar.
Teddy Gusnaidi memberikan saran kepada pemerintah terkait cara untuk mendetekasi otak dari peristiwa bom bunuh diri di Makassar.
Menurut Teddy Gusnaidi, hal itu bisa dilihat dengan melihat reaksi dari orang-orang yang dicurigai saat pemerintah mulai membersihkan mereka yang diduga sebagai teroris.
Baca Juga: Supir PPK Bansos Covid-19 Ungkap, Uang Rp 2 Miliar untuk Sewa Pesawat Pribadi Pejabat Kemensos
Jika reaksi mereka marah, maka ia meyakini bahwa orang-orang tersebut adalah otak dari bom Makassar.
Hal ini disampaikan Teddy Gusnaidi dalam cuitan Twitter @TeddyGusnaidi pada Selasa, 30 Maret 2021.
Teddy Gusnaidi menyebut banyak yang mengutuk aksi bom di Makassar, padahal ia menilai bahwa mereka dicurigai memiliki kedekatan dengan kelompok radikal.
“Sekumpulan orang yang dicurigai dekat dengan kelompok radikal,” tulis Teddy Gusnaidi seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Twitter @TeddyGusnaidi.
Baca Juga: Golkar dan PPP Makan Malam Bersama, Airlangga Hartarto Sebut Kedua Partai Banyak Kesamaan
“Sekarang berlomba-lomba "mengutuk" bom di makassar,” tambahnya.
Melihat aksi tersebut, Teddy Gusnaidi melihat sebagai kesempatan bagi pemerintah untuk melihat lebih rinci siapa yang mendukung aksi terorisme.
Pemerintah diminta untuk bisa memanfaatkan momentum orang–orang yang ikut mengutuk aksi bom bunuh diri di Makassar.
Dengan cara melihat reaksi mereka saat pemerintah mulai membersihkan orang–orang yang diduga sebagai teroris.
“Pemerintah segera manfaatkan hal ini,” kata Teddy Gusnaidi.
“Bersihkan orang-orang yang beraliran aneh yang ada di sekitar kita,” tambahnya.
Jika mereka yang dicurigai memiliki kedekatan dengan kelompok radikal marah dengan aksi pembersihan pemerintah, ia menilai semakin patut dicurigai bahwa mereka tidak hanya dekat dengan kelompok radikal tapi bisa jadi bagian dari teroris.
“Kalau sekumpulan orang itu marah, artinya mereka otak dari pengeboman. Simpel,” ujar Teddy Gusnaidi.***