Yaqut Cholil Qoumas didampingi juga oleh Dirjen Bimas Katolik Kemenag Yohanes Bayu, Kakanwil Kemenag Sulsel Khaeroni, dan jajaran pimpinan RS Bhayangkara Makassar dalam rangka menjenguk korban bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar.
“Sore Pak, bagaimana kondisinya pak?” tanya Yaqut Cholil Qoumas kepada salah satu pasien dengan inisial CB.
“Puji Tuhan, saya baik-baik saja pak. Saya tidak takut dengan mereka,” jawab CB.
CB merupakan salah satu korban dari 20 korban luka akibat tragedi bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar.
CB kemudian menceritakan peristiwa bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar yang disaksikannya. CB yang merupakan petugas keamanan yang berhasil mencegah bom bunuh diri tersebut masuk ke halaman gereja.
“Saya melihat motor itu melaju memasuki gerbang gereja. Tapi saya tahan pak, dengan kedua tangan saya. Saat itu posisinya sekitar satu meter di depan gerbang. Tiba-tiba meledak itu,” tutur CB.
“Tangan, dada, dan muka saya ikut terbakar. Saya sadar dan saat itu saya langsung berdoa. Semua biar terjadi karena kehendak-Nya,” sambung CB.
Mendengar penuturan CB, Menag Yaqut Cholil Qoumas memberikan apresiasinya.