Dukung Impor Beras, Arief Poyuono: yang Nolak Ingin Jokowi Jatuh

- 26 Maret 2021, 13:22 WIB
Arief Puyono dengan tegas mendukung wacana impor beras dan menyebut jika pihak yang menolak kebijakan itu ingin menjatuhkan Jokowi.*
Arief Puyono dengan tegas mendukung wacana impor beras dan menyebut jika pihak yang menolak kebijakan itu ingin menjatuhkan Jokowi.* /ANTARA/Pamela Sakina
PR TASIKMALAYA - Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menanggapi perihal wacana kebijakan impor beras.
 
Meskipun hingga saat ini wacana kebijakan impor beras tersebut masih menuai pro dan kontra, Arief Poyuono dengan tegas mendukung kebijakan tersebut. 
 
Secara gamblang, Arief Poyuono menjelaskan bahwa dirinya menilai bahwa impor beras  merupakan hal yang penting. 
 
 
Bahkan menurut Arief Poyuono, dirinya menyebut jika siapa pun menolak kebijakan impor beras, sama halnya dengan menginginkan jatuhnya Presiden Jokowi.
 
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Arief Poyuono dalam cuitan akun media sosial Twitter miliknya pada 25 Maret 2021.
 
"Covid 19 sebabkan mayoritas pendapatan masyarakat menurun," kata Arief Poyuono seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun @bumnbersatu pada 26 Maret 2021.
 
 
"Kalo harga beras mahal yang rakyat bisa ngamuk ke @jokowi jadi impor beras itu penting, untuk beras jadi murah," ucap Arief Poyuono.
 
Lebih lanjut, Arief Poyuono juga menyinggung perihal jatuhnya Presiden Soeharto sebab harga sembako yang mahal karena masa krisis ekonomi.
 
"(Tahun) 97-98 Suharto jatuh karena sembako langka dan mahal di saat krisis ekonomi," papar Arief Poyuono menjelaskan. 
 
 
Berkaca dari peristiwa tersebut, Arief Poyuono menuturkan, pihak yang menolak kebijakan impor beras berarti ingin melihat Jokowi jatuh seperti masa kepresidenan Soeharto.
 
"Yang nolak impor beras kepingin Jokowi jatuh," kata Arief Poyuono. 
 
Sebagai mana yang telah diketahui, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menjelaskan tidak ada impor beras ketika panen raya.
 
 
“Saya jamin tidak ada impor ketika panen raya. Dan hari ini tidak ada beras impor yang menghancurkan harga petani," kata Mendag Lutfi.
 
“Jadi hitungan saya stok akhir Bulog yang 800 ribu, dikurangi stok impor 300 ribu ton. Berarti stok itu tidak mencapai 500 ribu ton, ini yang paling rendah dalam sejarah Bulog," papar Mendag Lutfi.
 
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, Mendag Lutfi mengatakan, dirinya tidak akan melakukan impor beras ketika stok Bulog masih banyak.
 
 
"Jadi anda bisa tahu bagaimana rasanya hati saya. Kalau pengadaan Bulog di dalam masa panen ini berjalan dengan baik, saya tidak masalah kita tidak impor selama stok Bulog mencapai satu juta," tegas Mendag Lutfi.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA Twitter @bumnbersatu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x