"Yang ga ada alternatif adalah perburuan rente dan itu hanya bisa lewat impor beras," ucap Rocky Gerung, Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com di kanal YouTube Rocky Gerung Official.
Tidak hanya itu, Pendiri Setara Institute dan Perhimpunan Pendidikan Demokrasi itu juga menilai tanggapan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang sempat dilontarkan kepada Mendag tidak biasa dan seolah menunjukan sinyal "tukar tambah politik".
Baca Juga: Mabes Polri Siapkan Personel Cadangan Jelang Sidang Offline Habib Rizieq
"Kita harus kepo secara politis, ngapain PDIP bereaksi begitu gempar, padahal sebetulnya kita mesti percaya Bulog yang secara mudah menerangkan 'gudang gue penuh, ngapain impor'," kata Rocky Gerung.
"Tapi, yang paling bagus sebetulnya kita perhatikan opini dari/pendapat komentar menolak dari beberapa kepala daerah, karena itu yang real," " imbuhnya.
Jadi, tambah Rokcy Gerung, kalau kepala daerah bicara itu artinya mereka tahu bahwa stok di daerahnya cukup.
Baca Juga: Bicara Filosofi Kehidupan, Megawati: Saya Merasa Sedih Jika Ada yang Korupsi
"Sehingga, dia mau lindungi petani. Justru kalau PDIP bicara, itu justru semacam sinyal tukar tambah politik," ujarnya.
Dia pun berasumsi bahwa persoalan impor beras sejatinya merupakan masalah "gudang politik" dalam rangka memenuhi modal untuk tiga tahun mendatang, merujuk pada Pilpres 2024.
"Pada akhirnya, orang bikin kalkulasi bahwa soal beras ini bukan masalah gudang yang ada di Bulog atau survei BPS yang memperkirakan bahwa kita akan punya 3 juta ton dan itu berarti kita gak perlu impor," tutur Rokcy Gerung.