Soal Kasus di NTT dan Kerumunan HRS di Petamburan, Johanes Tuban: Tidak Tepat Dibandingkan

- 28 Februari 2021, 06:20 WIB
Potret kerumunan saat menyambut kedatangan Jokowi ke Maumere, NTT.
Potret kerumunan saat menyambut kedatangan Jokowi ke Maumere, NTT. /Twitter @BennyHarmanID

PR TASIKMALAYA - Pakar Hukum Tata Negara Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Dr Johanes Tuba Helan menyoroti kerumunan Jokowi dan Habib Rizieq Shihab.

Dr Johanes Tuba Helan menilai, tidak tepat membandingkan kerumunan Presiden Jokowi di NTT dengan kerumunan Habib Rizieq.

Menurut Johanes Tuba Helan, kerumunan Presiden Jokowi merupakan spontanitas warga sendiri.

Baca Juga: Ingatkan Dampak Miras, Mardani Ali Sera: Data WHO 2016 Lebih 3 Juta Korban Jiwa Akibat Miras

Sementara, terkait kerumunan Habib Rizieq di Petamburan, menurut Johanes, warga diundang Habib Rizieq yang menikahkan anaknya.

"Jadi tidak tepat membandingkan kerumunan di NTT dengan kasusnya Habib Rizieq Shihab, karena kasusnya jelas berbeda," katanya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.

Oleh sebab itu, menurut Johanes, kejadian di NTT berbeda dengan kerumunan di Petamburan, karena bukan diundang atau dipersiapkan.

Baca Juga: Marzuki Alie Akui Bangga Dipecat, Imelda Sari: Partai Demokrat Pernah Memberikan Bapak Posisi Terbaik

Atas dasar itulah menurutnya, tidak tepat apabila  Presiden Jokowi dinilai menjadi penyebabnya.

Kehadiran Jokowi di Maumere NTT menurutnya sebagai tamu.

Menurut Johanes, dua kejadian itu sangatlah berbeda sehingga tidak bisa di bandingkan.

Baca Juga: 12 Orang Terduga Teroris di Jawa Timur Berhasil Diamankan Tim Densus 88

Dia menyampaikan bahwa tidak tepat jika kelompok tertentu meminta membebaskan Rizieq Shihab dari kasus hukum.

Selain itu,  menurutnya bahwa isu seperti ini hanya dimainkan lawan politik dalam menyerang pemerintah.

Permainan seperti ini seolah dinilai tidak adil dalam menegakkan hukum.

Baca Juga: Kritik KPK, Fahri Hamzah: Harusnya Lebih Teliti dan Bertanggungjawab

"Jadi sengaja dimainkan isu ini untuk muatan politik tertentu saja, sehingga memunculkan saling serang antara lawan politik," lanjutnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan mengenai video yang beredar di media sosial.

Menurutnya, Presiden Jokowi membuka "rooftop" mobil untuk melambaikan tangan dan memberikan souvenir secara spontanitas.

Baca Juga: Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah Terjaring OTT KPK, Muannas Alaidid Salahkan Mahalnya Biaya Politik

"Itu spontanitas Presiden untuk menghargai antusiasme masyarakat, 'suvenirnya' itu buku, kaos, dan masker. Intinya Presiden tetap mengingatkan warga tetap menaati protokol kesehatan," tutur Bey.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x