Mayjen Dudung Singgung Agama dan Pancasila,  Refly Harun: Bukan Kapasitas Pangdam Komentari itu

- 27 November 2020, 12:45 WIB
Ahli hukum tata negara Refly Harun: Refly Harun beri tanggapan terkait pembakaran poster Habib Rizieq Shihab di Bandung dan sebut negara penuh persekusi.
Ahli hukum tata negara Refly Harun: Refly Harun beri tanggapan terkait pembakaran poster Habib Rizieq Shihab di Bandung dan sebut negara penuh persekusi. /Tangkap layar Youtube/Refly Harun

PR TASIKMALAYA – Pangdam jaya Dudung Abdurachman lontarkan pernyataan jika orang beragama belum tentu pancasilais, namun orang yang pancasilais pasti beragama.

Pernyataan Dudung tersebut mengundang komentar Tengku Zulkarnain selaku Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Secara tegas, Tengku Zulkarnain mengatakan bahwa pernyataan Dudung mirip dengan pernyataan yang dilontarkan oleh ketua BPIP Yudian Wahyudi.

Baca Juga: DKI Jakarta Terus Raih Prestasi, Ferdinand Hutahaean: Buktikan Bahwa Penghargaan Tak Salah Alamat

“Apa yang dikatakan Dudung persis yang disampaikan ketua BPIP Yudian Wahyudi yang mengatakan agama musuh besar pancasila. Pernyataan dua orang itu ngawur, karena Pancasila ke-5 silanya diambil dari Al Quran,” pungkasnya.

Bukan hanya Tengku Zulkarnain, Refly Harun selaku ahli hukum tata negara dan pengamat politik turut serta mengomentari pernyataan pangdam Dudung tersebut.

Refly menilai, bukan kapasitas pangdam untuk mengomentari hal tersebut.

“Bukan kapasitas seorang pangdam jaya untuk mengomentari atau mengeluarkan statement publik seperti itu, ya kalau dalam percakapan privat silahkan,” tutur Refly seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari saluran Youtube Refly.

Baca Juga: Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kerap Terjadi, Edukasi Generasi Muda Perlu Dilibatkan untuk Pencegahan

“Tapi kalau dalam statement publik, harusnya disampaikan oleh orang yang punya kewenangan atau kompetensi, baik karena kompetensi jabatan maupun kompetensi keilmuan,” lanjutnya.

Refly menjelaskan, seorang pangdam tidak dilatih untuk berdebat soal Pancasila apalagi soal agama. Mereka dilatih untuk menjadi ‘mesin perang’.

“Seorang pangdam tidak dilatih untuk berdebat soal Pancasila, soal agama, ya tapi dilatih untuk menjadi ‘mesin perang’. Jadi, banyak offsidenya Mayjen Dudung,” pungkasnya.

Lebih lanjut Refly menyimpulkan, pernyataan Pancasila dan agama terkait dengan ‘Kalau Pancasilais pasti beragama, kalau dia beragama belum tentu Pancasilais’, merupakan pernyataan yang tidak memiliki korelasi.

Baca Juga: Hanya Hari Ini! Hadiri Pameran dan Virtual Trip Gratis dari Indonesia Ecofest Kemenparekraf

“What? Nggak masuk akal. Karena apa? Rasanya tidak mungkin seorang yang beragama Islam itu tidak mengakui nilai ketuhanan yang Maha Esa, termasuk di dalamnya lakum dinukum wa liya diin. Bagiku agamaku bagimu agamamu,” tandasnya.

Refly menegaskan, tidak mungkin seorang Muslim tidak mengakui Pancasila, padahal Pancasila mengandung nilai-nilai yang ada di dalam Al Quran.

“Tidak mungkin seorang Muslim tidak mengakui sila kemanusiaan yang adil dan beradab, adil itu tidak hanya untuk sesama Muslim, tetapi juga sesama umat manusia,” ujarnya.***

 

Editor: Tita Salsabila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x