PR TASIKMALAYA - Fadli Zon dan Fahri Hamzah dikenal sebagai politisi fenomenal yang selalu memberikan kritikan yajam kepada pemerintah.
Keduanya pun terang-terangan membongkar berbagai hal di kanal YouTube milik Karni Ilyas.
Dalam tayangan tersebut, Karni Ilyas membahas perihal kekompakan mereka, sebab sejak Pemilihan Presiden 2019, keduanya nampak besebrangan arah.
Baca Juga: Minta Jaga Kondisi Selama Jeda Liga 1, Pemain Bhayangkara FC Dilarang Ikut Tarkam
Fahri menjelaskan bahwa dasar berfikir mereka sebenarnya berbeda, namun hubungan keduanya tetap baik-baik saja.
Ia menyebut, hal itu dikarenakan mereka tidak pernah memakai hati jika mengutarakan suatu pendapat yang hasilnya akan dapat memecah mereka.
"Yang mudah pecah itu biasanya kalau perasaan udah masuk, dalam perbedaan itu. Nah, saya dengan Fadli, dari dulu yang banyak orang nggak tahu.
Baca Juga: Trump Lengser, Akun Twitter Kepresidenan AS Bakal Diserahkan pada Joe Biden
"Kan dulu beliau mendukung Pak Prabowo sejak Pak Prabowo masih ada di timnya Pak Harto. Kita kan berada di luar, jadi di kampus sering ketemu tapi sebenarnya dalam posisi yang berbeda," ujar Fahri.
Diketahui, keduanya merupakan sama-sama dari alumnus Universitas Indonesia (UI).
Fahri mengatakan sesuatu yang membuatnya teringat masa lalu. Saat itu, B.J Habibie memintanya menjadi anggota MPR saat malam kemunduran Presiden Soeharto.
Baca Juga: Serangan Roket di Ibu Kota Afghanistan, Delapan Orang Dilaporkan Tewas
“Saya ditelpon oleh Pak Habibi, untuk menjadi anggota MPR. Masuklah saya jadi anggota MPR paling muda, pada usia 27, kursi yang saya duduki itu kursinya Fadli. Jadi Fadli ini adalah anggota MPR Orde Baru, saya reformasi," ucap Fahri.
Dia mengatakan bahwa SK-nya sebagai anggota MPR hingga salah ketik menjadi Fadli Hamzah.
“Sampai SK punya saya diketiknya itu Fadli Hamzah, saya biarkan saja biar mengenang, sampai sekarang itu,” ucap Fahri Hamzah.
***