Peringatan Dini BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi di Beberapa Wilayah Perairan Indonesia

6 November 2020, 08:50 WIB
Ilustrasi Gelombang Tinggi. //PIXABAY//PDPHotos

PR TASIKMALAYA – Jumat 6 November 2020 dini hari, gelombang tinggi terjadi di beberapa tempat, antara lain perairan Bali, Banten, Bengkulu, Selat Lombok dan Selat Makassar.

Hal tersebut sesuai dengan peringatan yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Jumat 6 November 2020 dari Antara, BMKG meminta masyarakat mewaspadai potensi gelombang laut mencapai 2 meter atau lebih di Selat Bali bagian Selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian Selatan dan Samudera Hindia Selatan Bali.

Baca Juga: Waspada! Gunung Sinabung Erupsi Lagi hingga Luncurkan Awan Panas Setinggi 2.000 Meter

Sementara di Banten, gelombang tinggi berpotensi terjadi di perairan Selatan Banten, Samudra Hindia Selatan Banten, dan Selat Sunda bagian Selatan.

Di perairan Bengkulu, gelombang tinggi mencapai 3 meter berpotensi terjadi di perairan Bengkulu-Enggano hingga Samudera Hindia Barat Bengkulu.

Sedangkan di Selat Lombok bagian selatan, yakni Selat Alas bagian selatan, Samudera Hindia bagian selatan NTB dan Selat Sape bagian selatan berpotensi terjadi tinggi gelombang yang mencapai 2 meter atau lebih.

Adapun di Selat Makassar bagian selatan dan perairan Spermonde Makassar bagian barat, diperkirakan terjadi Moderate Sea atau gelombang 1,25-2,5 meter.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kembali Minus, DPR RI Dukung Pemulihan Ekonomi Melalui PEN

Gelombang tinggi ini juga termasuk salah satu dampak dari La Nina, bahkan BMKG juga memperingati para petani.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengimbau petani menyesuaikan pola tanam dengan curah hujan tinggi akibat dampak la nina.

"Petani harus bisa menyesuaikan tanaman apa yang sesuai agar tidak gagal panen, karena kebanyakan air hujan sekitar 60 mm per bulan, maka perlu disusun strategi dan rencana dalam pola tanam," kata Dwi.

Ia menyampaikan hal tersebut usai panen cabai bersama dan penutupan Sekolah Lapang Iklim Operasional di Desa Kalimanggis, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung.

Baca Juga: Gunung Merapi Naik Status ke Siaga Level 3, Pemkab Sleman Terapkan Darurat Bencana

Dwikorita menyampaikan saat ini di Indonesia sedang menghadapi la nina, yaitu aliran massa udara basah akibat suhu muka air laut di Samudera Pasifik yang lebih dingin dan di Indonesia lebih hangat sehingga terjadi aliran massa udara basah dari Pasifik ke Indonesia.

Menurut dia dampaknya di Indonesia bervariasi dari segi tempat dan waktu, untuk bulan November 2020 hampir seluruh wilayah Indonesia terkena dampak berupa peningkatan curah hujan dalam satu bulan, khususnya di Jawa.

Kemudian bulan Desember 2020 sampai Februari 2021 akan berdampak di wilayah Indonesia bagian tengah, utara, dan bagian timur.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler