Singkirkan Ego Masing-Masing, Pemuda Indonesia Diimbau Harus Junjung Tinggi Kesatuan dan Persatuan

29 Oktober 2020, 17:16 WIB
Ilustrasi pemuda Indonesia.*/Pixabay/ /

PR TASIKMALAYA – Dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, pemuda mempunyai peranan penting di dalamnya.

Semangat yang berkobar pada diri para pemuda membuahkan deklarasi yang bernama Sumpah Pemuda.

Di mana deklarasi tersebut merupakan simbol persatuan seluruh pemuda dari berbagai suku, daerah, dan golongan yang ada di Tanah air.

Baca Juga: Pernyataannya Dapat Kecaman dari Berbagai Pihak, Megawati Ilut Diserang oleh Netizen

Di samping itu, semangat jihad membela bangsa dan agama sangat tinggi, sehingga banyak bermunculan tokoh-tokoh pemuda yang berhasil menggetarkan nyali bangsa penjajah saat itu.

Cita-cita ingin memerdekakan bangsa dari belenggu penjajah menjadi tujuan utama, termasuk para pemuda.

Sumpah Pemuda yang dibacakan di arena Kongres Pemuda II dan dihadiri oleh kaum muda lintas agama, suku, dan daerah menjadi tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan.

Peristiwa bersejarah yang mengandung nilai persatuan bangsa itu, 17 tahun kemudian, melahirkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1945.

Baca Juga: Optimalkan Bisnis yang Dikelola UMKM di Tengah Pandemi, Kominfo Dorong Penggunaan Platform Digital

Semangat persatuan dan kesatuan itulah yang kini banyak digunakan di tengah masyarakat Indonesia.

Seperti yang diutarakan oleh Ketua Yayasan Darul Hikam Dr. Ir H Sodik Mudjahid., M.Sc,pada Diskusi Aktualisasi Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Umat.

“Sebagai pemuda, kalian harus menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan. Jangan mementingkan ego masing-masing. Berjuang dengan cara berbagi tugas, ada yang lewat ipteknya, ada yang lewat agamanya, ada yang lewat budayanya. Ubah pola pikir menjadi kerja keras dan kerja cerdas,” katanyia.

Menurut Sodik, kerja keras dan kerja cerdas merupakan salah satu strategi jitu dan sistematis dalam membangun umat dan bangsa.

Baca Juga: Tak Kunjung Dimulai, PSSI Putuskan Kembali Menunda Liga Indonesia hingga Awal 2021

Untuk jihad tidak cukup hanya semangat para pemuda, diperlukan juga usaha dan soliditas yang semua itu harus di niatkan karena Allah.

“Ayo kita reformasi dan revolusi dalam pola perjuangan umat, dan tidak cukup jihad, tapi kerja yang sistematis. Jadi untuk perjuangan dan jihad itu tidak cukup dengan semangat, tapi harus dilakukan dengan soild. Tapi tetap, niatnya cuma satu yaitu niat karena Allah,” tambahnya.

Sodik menegaskan, sebagai warga yang hidup di negara mayoritas Islam, para muslim ia imbau untuk lebih mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan, khususnya dalam berbangsa dan bernegara.

Ia menilai, Alquran sebagai petunjuk untuk memerintah muslim pada kebenaran, dan mencegah pada kemungkaran.

Baca Juga: Setujui Surat Edaran Kemnaker, 18 Provinsi Sepakat Melakukan Penetapan UMK untuk Tahun Depan

“Tidak jarang kita malah kalah dalam hal mengamalkan Alquran dibandingkan nonmuslim, malah sering terjadi permusuhan antara umat Islam. Hal-hal tersebut yang menjadi pemicu terjadinya perpecahan bangsa,” kata Sodik.

Sementara itu, Direktur Dewan Pembinaan Umat Darul Hikam Prof. dr. Neni Sri Imaniyati menambahkan bahwa sebagai pemuda harus mengutamakan persatuan persatuan dan soliditas, terutama umat islam.

“Peran pemuda sangatlah besar, banyak catatan sejarah yang mengukirkan nama pemuda. Kita jangan hanya bangga sebagai mayoritas di negara ini, tapi harus memikirkan bagaimana caranya supaya kita diperhitungkan,” tutupnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Jabarprov.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler