Kurangi Pengangguran di Masa Pandemi Covid-19, Kemenperin Adakan Diklat 3 in 1

24 Oktober 2020, 20:20 WIB
Achmad Sigit Dwiwahjono, Sekretaris Jenderal Kementrian Perindustrian RI. //Dok. Kemeperin.go.id

PR TASIKMALAYA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berusaha meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) terampil di bidang industri dari beragam program kerja. 

Di antaranya lewat Diklat 3 in 1 yang mencakup pelatihan, sertifikasi kompetensi, sampai penempatan kerja.

Program pelatihan berdasarkan kompetensi ini merupakan tindakan nyata untuk memunculkan tenaga kerja dengan keterampilan yang memadai bagi keperluan industri.

Baca Juga: Indonesia Dinilai Hanya ‘Tukang Stempel’ Halal Produk Impor, Ma’ruf Amin: Kita Harus Sungguh-sungguh

“Untuk mendorong pertumbuhan industri nasional, terdapat tiga pilar utama yang harus menjadi perhatian, yaitu investasi, teknologi, dan SDM. Dari ketiga komponen tersebut, potensi besar bagi Indonesia adalah ketersediaan SDM yang kompeten,” ujar Achmad Sigit Dwiwahjono, Sekretaris Jenderal Kemenperin, pada hari Jumat, 23 Oktober 2020.

Dilansir oleh PikiranRakyaat-Tasikmalaya.com dari situs resmi Kemenperin, Sekjen Kemenperin menerangkan bahwa program Diklat 3 in 1 itu diharapkan untuk menjadi salah satu pemecahan di kala pandemi, ketika ekonomi negara tengah mengalami penurunan yang karenanya juga memengaruhi penyaluran tenaga kerja di sektor industri.

“Program Diklat 3 in 1 sekaligus merupakan upaya Kemenperin untuk berkontribusi menekan angka pengangguran,” katanya.

Dalam kelangsungannya, para peserta Diklat 3 in 1 akan dibekali keahlian dasar, pengembangan keahlian (up-skilling), dan pembaruan keterampilan (reskilling) yang disesuaikan pada keperluan sektor industri masa kini.

Baca Juga: Soal Penyuapan terhadap Jaksa Pinangki, Djoko Tjandra Resmi Mendapatkan Gabungan Dakwaan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kemenperin sebelumnya mengadakan peresmian Diklat 3 in 1 secara bersamaan di tujuh Balai Diklat Industri (BDI) Kemenperin.

Materi yang dipaparkan pada diklat-diklat itu meliputi pengembangan keahlian SDM yang diperlukan oleh beragam bidang industri.

“Pembukaan Diklat 3 in 1 secara serentak ini merupakan ketiga kali di tahun ini,” ucap Eko S.A. Cahyanto, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin.

Pelatihan dengan sistem 3 in 1 itu, lanjut Eko, diawali Kemenperin di tahun 2016 dan sudah melahirkan ratusan ribu pekerja yang disalurkan ke beragam bidang industri manufaktur.

Baca Juga: Jadi Cara Baru Menghibur Diri di Masa Pandemi, Begini Tips Aman Saat Menyaksikan Konser Drive-In

“Bahkan sejumlah alumni Diklat 3 in 1 saat ini ada yang bekerja pada industri manufaktur di Jepang, ada juga turut andil dalam membangun sekaligus membesarkan industri kecil dan menengah,” ujarnya.

Kepala BPSDMI mengungkapkan, terdapat 1.602 partisipan dalam gelombang ketiga Diklat 3 in 1 untuk berbagai macam pelatihan.

Sebanyak 190 partisipan di BDI Medan mengikuti pendidikan operator mesin dan peralatan produksi pabrik kelapa sawit, operator produksi pengolahan makanan, dan keamanan pangan.

Selanjutnya, ada 130 partisipan penataran pengerjaan hiasan busana menggunakan mesin bordir manual dan menggunakan alat jahit tangan di BDI Padang. Sedangkan BDI Jakarta membimbing 250 peserta untuk bekerja sebagai operator garmen dan batik.

Baca Juga: Jadi Cara Baru Menghibur Diri di Masa Pandemi, Begini Tips Aman Saat Menyaksikan Konser Drive-In

Kemudian, BDI Yogyakarta mengadakan diklat jahit upper alas kaki dan assembling alas kaki bagi 444 partisipan. BDI Surabaya, sebanyak 251 peserta mendaftar dalam pendidikan operator, supervisor, dan quality control garmen dan fiber optik.

BDI Denpasar membimbing 117 peserta dengan pelajaran animasi, dan BDI Makassar membimbing peserta untuk medesain kemasan produk pangan serta beragam olahan berbahan rumput laut untuk 220 partisipan.

“Pelatihan dengan metode 3 in 1 diharapkan bisa memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja calon tenaga kerja yang akan bekerja, sekaligus menyiapkan tenaga kompeten serta memiliki daya saing,” Eko menandaskan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: kemenperin.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler