Bongkar Habis Soal Rapid Test Covid-19 dari Awal hingga Kini, dr Tirta: Buka Mata Hati Lu Semua!

24 September 2020, 18:42 WIB
dr Tirta /Pikiran-rakyat.com

PR TASIKMALAYA - Dengan kondisi pandemi Covid-19 yang belum selesai ini, Dokter yang juga pengusaha, Tirta Mahardika Hudhi merasa resah dan mengungkapkan hal yang membuatnya tidak bisa tidur. 

Ia menggunggah keresahannya dalam postingan Instagram pribadinya pada 23 September 2020.

“Enggak bisa tidur, gatal buat nulis, toh pagi nanti saya masih rapat relawan. Ayok. Kita bahas masalah demi masalah yang mengganjal di mata saya. 7 bulan sudah info lumayan dan lengkaplah. Rapid Test : Bisnis/gimmick/solusi? Silahkan anda nilai sendiri,” tulisnya. 

Baca Juga: Kedatangan Pasukan Satgas TMMD Reguler Disambut Hangat Warga Kalinusu Brebes

Terdapat tujuh poin utama yang diresahkan Dr.Tirta mengenai keberadaan Rapid Test yang beredar di masyarakat sebagai salah satu hal yang harus dipenuhi orang untuk kepentingan administrasi, pekerjaan, transportasi dan lainnya.

Menurutnya Rapid Test merupakan screening test yang berbasis serology dan tidak bisa dijadikan Covid-19, keberadaan rapid test ini dimulai pada Maret 2020 dengan statement alat test Covid-19. 

Rapid Test bukan merupakan alat yang ditekomendssikan khususnya dari Persatuan Dokter Lab, dan seharusnya lebih diperbanyak untuk tes PCR Swab test untuk lebih cepat mengidentifikasi pasien terkena Covid-19. 

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari ini Turun Lagi, Kali ini Mendekati ke Level Rp 1 juta per gram

Hal yang membuatnya resah adalah alat rapid test yang dijadikan sebagai syarat yamg harus dipenuhi sebagian orang dalam menjalankan beberapa aktivitasnya. 

"Rapid test tiba-tiba dibuat sebagai syarat semua kerjaan, administrasi, transportasi dkk. Tapi warga disuruh bayar sendiri? Logis? Rapid test serology disamain kayak SKCK bung!,” tandasnya.

Masalah harga menjadi hal yang dibahas dr.Tirta selanjutnya, di mana ketika awal-awal munculnya Rapid test pada bulan Maret 2020 harganya mencapai Rp 300-400 ribu sekali tes dan untuk saat ini harganya berkisar antara Rp.100-150 ribu.

Baca Juga: BPOM AS Tingkatkan Transparansi untuk Publik, Trump: Mengapa Vaksin Ditunda? itu Langkah Politk

“Kok iso? Lha kalau sekarang bisa murah? Terus dulu-dulu mahal, itu gimana? Berarti harga modal sejatinya rendah, tapi karena enggak ada batasan harga eceran tertinggi, jadinya mahal. Jujur aja, pure ini bisnis! Ada ceruk laba yang diambil di sini! Ayok, pembelian rapid harus diaduit! Berani enggak?,” tegasnya.

Hal selanjutnya yang dibahas dr.Tirta adalah kejanggalan mengenai hasil Rapid Test yang berlaku selama 14 hari. 

Padahal menurutnya false positif dan negatif cukup tinggi, dan tidak ada yang bisa menjamin keamanannya jika selama 14 hari tersebut melakukan perjalanan.

“Rapid test serology. Saya yakin suatu saat harus diaudit, kenapa kok enggak ambil swab PCR aja yang jelas gold standard. Dan kasih gratis ke semua warga di wilayah redzone. Ini baru satu hal selama saya di lapangan selama tujuh bulan,” tegasnya.

Baca Juga: Konser pada Kampanye Pilkada 2020 Resmi Dilarang, PKPU Buat Metode Baru untuk Pelaksanaannya

Anggapan dr.Tirta mengenai rapid test yang merupakan bagian dari bisnis diperkuat dengan adanya tawaran alat rapid rest kepada dirinya. Penawaran itu dikirimkan kepadanya pada bulan April 2020.

“Enggak sia-sia ane gerak 7 bulan. Di April rapid harga gila-gila-an. Sekarang? Berapa? Gue bahkan sudah punya data lengkap siapa saja yang menawarin gue rapid dari April-Juli. Tipis tipis kita goreng,” sebutnya.

Sebagaimana dikutip dari situs Warta Ekonomi dengan judul Terbongkar Semuanya Oleh Dr Tirta Soal Rapid Test: Ini Pure Bisnis! Gak Nyangka..

Ia pun mengatakan bahwa sejak April, dia menerima tawaran yang sangat banyak, namun ia berusaha untuk mengabaikannya.

Baca Juga: Semakin Melemah! Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Mencapai Hampir Rp 15.000

"Gue diamin. Dulu Rp 500-an ribu. Sekarang Rp 95.000 itu enggak laku apa gimane? Mentang-mentang gue relawan, lu mau dagang rapid gitu ke gue? Kok gampang banget ya rapid dijual bebas? Buka mata hati lu semua,” pungkasnya***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler