Fahri Hamzah Sebut Bodoh Orang yang Kontra pada Dinasti Politik, Netizen: Dulu Macan Sekarang Meong

19 September 2020, 12:02 WIB
Fahri Hamzah.* /Instagram akun @fahrihamzah

PR TASIKMALAYA - Politisi PKS, Fahri Hamzah dulu pernah menentang Gibran yang berencana ingin menjadi Calon WaliKota untuk Solo.

Oktiber tahun lalu, Fahzi menilai bahwa jika Gibran maju maka akan memunculkan penilaian dari publik bahwa Jokowi ingin membangun dinasti kekuasaan.

"Santai ajalah. Berilah tenaga pada reputasi Presiden itu lebih penting sekarang," cuit @Fahrihamzah, Selasa 8 Oktober 2019.

Baca Juga: Tak Dilibatkan dalam Perubahan Draf Kurikulum, FGSI Akui Sesalkan Sikap Kemendikbud

Gibran dianggap akan membebani reputasi Jokowi jika nekat maju dalam gelaran Pilkada.

Fahri yang selalu menlontarkan kalimat-kalimat pedasnya, kini dianggap telah berubah menjadi lebih 'jinak' dalam menghadappi isu dinasti politik.

Diketahui Partai Gelora mendukung Gibran dan Bobby dalam Pilkada Solo 2020. Banyak yang mengkritik sikap partai yang dipimpin Anis Matta yang merupakan mantan Presiden PKS yang juga sobat karib Fahri ini.

Fahri kemudian menjelaskan bahwa dukungan itu bukan berarti melanggengkan dinasti politik kekuasaan.

Baca Juga: Mendagri Tito Karnavian Menegaskan Agar Tak Ada Lagi Pengumpulan Massa pada Pilkada 2020

"Dalam negara demokrasi, tidak akan terjadi dinasti politik," ujar Fahri, dikutip dari situs Warta Ekonomi dengan judul Fahri Hamzah: Dulu Macan, Kini Meong.

Fahri melanjutkan, kekuasaan demokratis tidak diwariskan melalui darah secara turun-temurun. Tetapi, dipilih melalui prosesi politik. Belum tentu menang, belum tentu kalah.

Tak hanya itu, Fahri juga menyebut bahwa saat ini satu-satunya dinasti politik yang tersisa di tanah air itu hanya Dinasti Hamengku Buwono di Yogyakarta.

Ia pun kemudian menuduh orang-orang yang dengan keputusan Gelora mendukung Gibran dan Bobby tidak mengerti konsep dinasti atau oligarki politik.

Baca Juga: Kebakaran Bungur Lahap Puluhan Rumah, Sudin Jakpus Dirikan Dua Posko Pengungsian

"Pasti enggak baca itu teori-teori terminologi dinasti politik," sindirnya.

Bahkan ia menyindir orang-orang yang selama ini meneriakkan dinasti politik hanya berdasarkan sumber dari media sosial alias medsos.

Kemudian berkembang menjadi percakapan di pinggir jalan yang tidak berkualitas.

"Orang bodoh itu, tidak hanya di Istana, tapi juga di pinggir jalan, karena tidak berkualitas," tutur Fahri.

Baca Juga: Ketua KPU Positif Covid-19, Ketua Satgas Tekankan Protokol Kesehatan dalam Pilkada  

Fahri menyarankan orang-orang yang kontra itu mempelajari terminologi dinasti politik dengan benar.

Jangan karena kemarahan terhadap Jokowi, mereka mencomot terminologi asal itu di medsos.

"Itu tidak bisa kita pertanggungjawabkan di hadapan dunia akademik dan juga di hadapan Allah SWT," ujarnya.

Dengan perubahan sikap Fahri ini, banyak netizen yang ikut mengomentarinya.

Baca Juga: Berikut Cara Isolasi Mandiri di Rumah untuk Mencegah Covid-19

"Naik delman bareng dakocan, di jalan melindas keong. Fahri Hamzah dulu macan, sekarang jadi meong," tulis salah satu pengguna Twitter dengan akun @asong66.*** (Redaksi WE Online)

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler