Tak Dilibatkan dalam Perubahan Draf Kurikulum, FGSI Akui Sesalkan Sikap Kemendikbud

- 19 September 2020, 10:01 WIB
ILUSTRASI guru.*
ILUSTRASI guru.* /ANTARA/ANTARA FOTO

PR TASIKMALAYA – Beredar draf perubahan Kurikulum 2013 di aplikasi pesat WhatsApp. Penyusunan draft tersebut ternyata tidak melibatkan kepentingan seperti guru, orang tua, dan tokoh masyarakat.

Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Satriawan Salim, menyesalkan hal itu jika draft tersebut memang benar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Tidak ada dialog dengan semua atau perwakilan, setidaknya pemangku kepentingan pendidikan. Sebutlah organisasi profesi guru, kemudian asosiasi guru mata pelajaran juga tidak ada, kemudian LPPK (Lembaga Pendidik Tenaga Pendidikan) juga tidak ada.

Baca Juga: Pasca TMMD Reguler Brebes, Masyarakat Kalinusu Berharap Rekonstruksi Bendungan Notog

"Jika salah satu organisasi diundang pasti diundang semuanya,” sesal Satriawan saat berbincang dengan RRI, Selasa, 18 September 2020.

Menurut Setiawan, pembahasan kurikulum 2013 di tahun 2011 lalu, semua pemangku kepentingan diajak berdiskusi dan dimintai pendapatnya.

“Bahkan saat itu, senior-senior wartawan sendiri sampai turun gunung dan ikut mendiskusikan perubahan kurikulum. Seperti Gunawan Muhammad, ada Romo Magnis Suseno, dan tokoh-tokoh nasional lainnya,” ujar Satriawan.

Baca Juga: Fakta Menarik Febby Rastanty, Sempat Menjalin Cinta Beda Agama Selama Tiga Tahun

Diberitakan sebelumnya, dalam draf kurikulum baru yang beredar, di pelajaran Sejarah akan dijadikan sebagai pelajaran yang tidak wajib dipelajari siswa SMA, dan sederajat.

Di kelas 10, sejarah digabung dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sedangkan bagi kelas 11 dan 12, mata pelajaran sejarah hanya masuk dalam kelompok peminatan yang tidak bersifat wajib.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x