Pakar Gempa: Tingkatkan Riset Sesar Aktif, Perkuat Mitigasi Gempa

23 Desember 2022, 21:15 WIB
Ilustrasi - Pihak BRIN mengungkapkan mengenai perlu ditingkatkannya riset sesar aktif guna memperkuat mitigasi gempa. /Twitter/@infoBMKG

PR TASIKMALAYA — Danny Hilma Natawidjaja, seorang ahli gempa bumi dan tsunami dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan bahwa riset untuk mempelajari dan memahami karakteristik perlu ditingkatkan.

Ia juga mengungkap bahwa meningkatkan riset sesar aktif baru di Indonesia akan memperkuat mitigasi gempa.

“Tidak mudah memetakan seluruh sesar aktif di Indonesia karena jumlahnya ratusan. Walaupun sudah cukup banyak yang sudah kita petakan sumber-sumber gempa itu, tapi masih banyak yang belum kita petakan,” ucap Danny, sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara. 

Tidak hanya itu, penelitian terkait sumber-sumber gempa juga perlu ditingkatkan untuk memperbarui peta sumber dan bahaya gempa di Indonesia.

Baca Juga: Tes IQ: Si Teliti dan Cerdas Pasti Bisa Lihat Perbedaan dari Kakek dan Nenek Ini

Penelitian sumber-sumber gempa ini terkait dengan keberadaan sesar aktif yang baru teridentifikasi.

“Sesar aktif bisa dipetakan dengan seakurat mungkin, namun butuh sinergi dan kolaborasi para pemangku kepentingan dan ahli lintas bidang keilmuan dan institusi,” ucap Danny.

Memperkirakan besar kekuatan gempa yang dihasilkan oleh sesar aktif, mengetahui lokasi sumber gempa, dan siklus perulangan gempa, apakah puluhan tahun, ratusan tahun, atau bahkan ribuan tahun, dapat dilakukan dengan pemetaan akurat melalui kegiatan riset.

Informasi tersebut dapat menyiapkan lebih baik lagi perkiraan risiko mitigasi bencana gempa.

Baca Juga: Jangan ke Bandung! Intip 6 Tempat Wisata di Tasikmalaya, Cocok untuk Liburan Akhir Tahun

Danny mengatakan bahwa gempa yang terjadi di Cianjur pada 21 November 2022 lalu tidak terjadi pada jalur sesar yang sudah dipetakan, melainkan pada jalur sesar aktif yang belum terpetakan.

Selain itu, gempa yang lebih besar dari gempa yang terjadi di Cianjur, juga pernah terjadi sekitar 143 tahun yang lalu.

Namun, gempa yang terjadi pada tahun 1879 itu belum diketahui apakah gempa terjadi pada segmen sesar atau jalur sesar yang sama. Dalam hal ini diperlukan penelitian selanjutnya.

“Masih banyak analisis yang perlu dilakukan untuk memahami karakteristik gempa Cianjur termasuk peta lidarnya. Survei geofisika bawah juga akan dilakukan untuk melihat panjang jalur sesarnya,” ucap Danny.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler