Masyarakat Diminta Waspada, Pandemi Covid-19 Bisa Dijadikan Momentum untuk Ubah Ideologi Pancasila

16 Juli 2020, 20:45 WIB
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Syaiful Bakhri. (fhumj.org) /

PR TASIKMALAYA - Di tengah pandemi Covid-19, Pancasila minta diwaspadai agar tak diubah oleh gerakan yang muncul yang mengatasnamakan pembela Pancasila.

Hal itu disampaikan oleh Rektor Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Dr Syaiful Bakhri.

Ia mengajak masyarakat agar mewaspadai adanya gerakan yang mengatasnakaman pembela pancasila tersebut.

Baca Juga: Tak akan Dibahas Sebelum Dipelajari oleh Masyarakat, RUU BPIP Menjadi Pengganti RUU HIP

"Seluruh dunia tengah mengalami musibah non-alam yang luar biasa, maka problem setiap negara berbeda dalam mengatasinya. Di Indonesia, di tengah pandemi ini aroma politik terus berlangsung, maka politisasi otomatis juga terjadi," kata Syaiful Bakhri di Jakarta, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Antara.

Ia mengatakan bahwa gerakan itu kini sudah mulai muncul ke permukaan.

Banyak yang memanfaatkan momen pandemi ini untuk mengubah dasar negara Pancasila.

Baca Juga: Diutus untuk Sampaikan Pandangan RUU HIP, Menko Polhukam: Kami Pemerintah Tak Bisa Cabut Begitu Saja

Contohnya gerakan khilafah seperti di Timur Tengah yang sudah lama masuk ke Indonesia.

Bahkan sejak 2014 lalu, banyak orang Indonesia pendukung khilafah yang pergi ke Suriah dan sekarang sebagian dari mereka minta dipulangkan.

Menurut dia, Indonesia sudah memiliki pengalaman dalam melakukan pencegahan dan penindakan terkait ideologi khilafah ini yang jelas ditujukan kepada umat Islam.

"Untuk ideologi khilafah kita bisa melakukan pencegahan sejak dini. Intinya negara harus hadir dan semua pihak yang berkompeten harus dilibatkan," katanya.

Baca Juga: Meksiko Dilanda Badai Petir, Seorang Fotografer Berhasil Abadikan 50 Petir yang Mengkilat di Langit

Tidak hanya dengan khilafah, Pancasila juga kini dibenturkan dengan komunisme bahkan kapitalisme.

Saat ini gerakan itu sudah sangat mengkhawatirkan, sehingga negara harus hadir dan bergerak melakukan upaya pencegahan serta pemurnian Pancasila.

Ia menyarankan agar dibuat semacam narasi-narasi yang berisi informasi dan imbauan untuk menguatkan rasa persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Harus ada kontra narasi baru untuk memerangi propaganda khilafah. Bisa berupa narasi kebangsaan dan narasi ke-Pancasila-an. Intinya, masyarakat harus diberi kesadaran untuk berperan menggunakan kemurnian berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan Pancasila sebagai ideologi bangsa," kata Syaiful.

Baca Juga: Terlihat Dibujuk oleh Pengacara Djoko Tjandra, Kepala Kejari Jakarta Selatan Siap untuk Diperiksa

Dengan perilaku Pancasila, kata dia, maka Indonesia akan terbebas dari bahaya laten tersebut.

Laten ini tidak hanya bisa merusak bangsa dalam skala besar, tetapi juga bisa mengganti ideologi negara, apalagi ideologi laten ini menganggap mereka paling benar, sementara yang lain tidak.

"Ini mesti dibuat kontra narasi secara cerdas dengan melibatkan berbagai kaidah keilmuan dengan distimulus lagi agar bisa diterima rasional oleh masyarakat dan tidak semata-mata berupa doktrinal," kata Syaiful menegaskan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler