Sempat Sepi Peminat, Pedagang Pasar Beringharjo Tak Kehilangan Akal hingga Produknya Kembali Diserbu

17 Juni 2020, 14:20 WIB
Pedagang produk fesyen dan batik di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, sisi barat. / ANTARA/Eka AR/

PR TASIKMALAYA - Pasar Beringharjo, salah satu pasar di Yogyakarta yang terkenal dan banyak didatangi oleh para warga khususnya wisatawan.

Namun di tengah pandemi Covid-19, pendatang justru semakin berkurang karena ada imbauan dari pemberintah untuk mengetatkan pembatasan sosial.

Bahkan hampir semua pedagang di pasar Beringharjo sisi barat memilih menutup kios karena tak ada pembeli yang datang.

Baca Juga: Sekolah Diizinkan Buka Kembali, Nadiem Makarim: Meski Masuk, Tidak Boleh Ada Interaksi Antarkelas

Dikutip sari situs Antara, Mereka mengandalkan pembeli wisatawan, namun karena kawasan dibatasi maka wisatawan pun tak ada yang datang.

Dampaknya, penjualan produk fashion dan batik di pasar tersebut terus meorosot.

Namun kini pedagang di Beringharjo justru tengah bangkit kembali, dan sekitar 90 persen pedagang sudah membuka kiosnya lagi.

"Kami memeberikan panduan belanja aman di pasar tradisional. Infrastruktur penunjang pola hidup bersih dan sehat pun terus kami penugi,' ujar Kepala Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono.

Baca Juga: Wawalkot Tasikmalaya: Pelaku Usaha Harus Bentuk Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Secara Mandiri

Selain itu, pedagang yang ada di sana tak hilang akal, mereka mulai merambah ke jualan online agar produknya tetap ada yang beli.

"Banyak teman-teman yang kini juga berjualan secara online. Hasilmnya lumayan," ujar Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo Ujun Junaedi.

Ia mengatakan bahwa para pedagang memasarkan produknya secara daring, ada yang melalui market plasce ada juga yang lewat grup percakapan.

Produk yang justru banyak dibeli adalah pakaian rumah untuk perempuan, seperti daster dan piyama.

Baca Juga: Viral di Media Sosial, Seorang Pelanggar Aturan PSBB Tunjukkan Rasa Jijik Saat Jalani Sanksi Sosial

"Meskipun beraktivitas di rumah, ternyata para perempuan juga ingin tetap merasa nyaman tetapi juga cantik. Makanya produk daster dan piyama banyak diminati," ujar Ujun.

Ia mengatakan bahwa penjualan sempat menaik 40 persen sepekan menjelang lebaran namun mengalami penurunan lagi.

"Sekarang sudah ada beberapa pembeli yang datang langsung. Masih satu atau dua orang saja, tetapi warga lokal, tetapi terkadang juga tidak ada yang datang," ujarnya.

Baca Juga: Petugas Gabungan Kota Tasikmalaya Bubarkan Anak Punk Berkerumun

Meski begitu, Ujun mengatakan pihaknya tetap memberikan semangat ke pedagang dan meminta mereka mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan agar tidak berpotensi menularkan virus corona.

"Di lantai satu bahkan sudah ada jalur pengunjung tetapi di lantai dua belum terpasang. Mungkin karena belum banyak pembelinya," tandas Ujun.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler