Erupsi di Akhir Tahun, Eko Budi Lelono: Ciri Khas dari Gunung Semeru Ini Adalah...

6 Desember 2021, 16:36 WIB
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Eko Budi Lelono menyebut ciri khas Gunung Semeru.* /Tangkapan layar YouTube RCTI - Infotainment

PR TASIKMALAYA - Erupsi Gunung Semeru menjadi bencana mengejutkan di akhir tahun 2021.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Eko Budi Lelono menjelaskan adanya ciri khas dari erupsi Gunung Semeru.

Eko Budi Lelono menerangkan bahwa Gunung Semeru memiliki ledakan yang khas yakni adanya awan panas guguran.

Bahkan menurut Eko Budi Lelono, rupanya telah terjadi beberapa kali kemunculan awan panas guguran dari Gunung Semeru.

Baca Juga: Erupsi Semeru, BPBD Lumajang Lakukan Pencarian Warga yang Diperkirakan Hilang

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal YouTube RCTI - Infotainment yang dibagikan pada 6 Desember 2021, Eko Budi Lelono menerangkan bagaimana ciri khas yang muncul dari Gunung Semeru.

"Ciri khas dari Semeru ini adalah," ujarnya.

"Erupsinya berupa awan panas guguran," sambungnya.

Eko Budi Lelono pun menerangkan adanya beberapa kali kemunculan awan panas guguran dari erupsi Gunung Semeru.

Baca Juga: Lirik Lagu Love Nwantiti - CKay, Viral di TikTok

"Jadi yang pertama, terjadi pada dini hari pukul 00.30," jelasnya.

"Kemudian setelah subuh pukul 5, itu juga ada awan panas guguran," sambungnya.

Dijelaskan oleh Eko Budi Lelono bahwa awan panas guguran pun kembali muncul dari Gunung Semeru pada pagi hari tadi.

"Kemudian yang ketiga, tadi pagi pukul 10 lebih sedikit," ungkapnya.

Baca Juga: Update BNPB soal Gunung Semeru: 15 Warga Meninggal Dunia dan 27 Lainnya Hilang

"Itu juga ada awan panas guguran," sambungnya.

Menurut Eko Budi Lelono, Gunung Semeru memang kerap mengeluarkan awan panas guguran setiap mengalami erupsi.

"Dari record kami, normal saja," ujarnya.

"Seperti yang sebelum-sebelumnya," sambungnya.

Baca Juga: Ustaz Zacky Mirza Ungkap Firasat Sebelum Kecelakaan: Sampe Harus Mual-mual

Dijelaskan oleh Eko Budi Lelono, adanya awan panas pun disebabkan oleh faktor eksternal berupa curah hujan yang tinggi.

"Apakah ini ada faktor eksternal berupa curah hujan tinggi, sehingga menyebabkan ketidakstabilan kubah tadi ya," jelasnya.

"Kubah lava, sehingga terjadilah awan panas. Longsorannya pun cukup jauh ya," pungkasnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: YouTube RCTI - INFOTAINMENT

Tags

Terkini

Terpopuler