PR TASIKMALAYA – Ferdinand Hutahaean baru-baru ini menanggapi pernyataan Fadli Zon di akun Twitter pribadinya.
Dalam akun Twitternya, Ferdinand Hutahaean menyinggung pernyataan Fadli Zon soal adanya pihak yang memusuhi reuni.
Mengetahui hal tersebut, Ferdinand Hutahaean mengungkapkan tanggapannya terkait apa yang disampaikan Fadli Zon.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun twitter @FerdinandHaean3, dirinya sepakat dengan pernyataan Fadli Zon terkait apa yang dicuitkannya di twitter miliknya.
Baca Juga: Nama Jokowi Terseret, Ferdinand Hutahaean dan Mustofa Berbalas Cuitan saat Bahas Sumur Resapan
Menurut Fadli Zon pihak yang bersenjata justru malah dibilang saudara, sedangkan orang yang ingin melakukan reuni dan berdoa justru malah dimusuhi.
“Yang berontak bersenjata dibilang sodara, yang mau reuni dan berdoa dimusuhi,” tutur Fadli Zon dalam akun twitter miliknya.
Mantan Politikus Partai Demokrat tersebut pun setuju dengan hal tersebut, Ferdinand pun mengungkapkan bahwa GAM dulu disebut saudara karena bisa diajak berunding.
Baca Juga: 20 Kode Redeem PUBG Mobile 3 Desember 2021, Menangkan Hadiah Free UC
Hingga akhirnya GAM waktu pada Pemerintahan SBY dapat kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
“Betul bang @fadlizon, GAM dulu kita sebut saudara dan diajak berunding baik-baik hingga kembali ke pangkuan ibu pertiwi,” tuturnya Ferdinand Hutahaean.
Hanya saja menurutnya Kelompok Kriminal Bersenjata Papua memang tepat disebut teroris.
Baca Juga: Soal Data Pemerintah yang Setelah Kebakaran Gedung Cyber, Wagub DKI: Tidak Terbakar
Bahkan tidak perlu dilakukan untuk perundingan dan biarkan dikejar oleh TNI dan juga Polisi.
“KKB kita sebut teroris dan tidak diladeni berunding tapi dikejar oleh TNI dan POLRI,” kata Mantan Politikus Partai Demokrat.
Hal ini juga senada dengan kegiatan reuni yang baru-baru ini ingin dilaksanakan.
Baca Juga: 16 Kode Redeem FF Free Fire, 3 Desember 2021, Menangkan Hadiah Pumpkin Flames
Menurutnya pihak-pihak terkait tidak ada satupun yang memusuhi hal tersebut, tetapi ditolak karena memang ada alasan.
“Reuni tidak ada yang memusuhi, tapi ditolak karena pandemi," tutur Ferdinand Hutahaean pungkasnya.***