PR TASIKMALAYA – Refly Harun baru-baru ini mengunggah konten terkait Habib Bahar Bin Smith di kanal YouTubenya.
Dalam kanal YouTubenya tersebut, Refly Harun memberikan tanggapan terkait pernyataan Habib Bahar Bin Smith ketika dirinya baru saja keluar dari penjara.
Refly Harun sendiri memberikan tanggapan dari sudut pandang tata negara terkait pernyataan yang disampaikan Habib Bahar Bin Smith.
Habib Bahar Bin Smith mengungkapkan bahwa dirinya akan terus berjuang untuk menyampaikan kebenaran dan tidak akan kapok dalam melakukannya.
Baca Juga: Fuji Beri Jawaban Menohok Saat Dituding Manfaatkan Anak Vanessa Angel Demi Followers: Aku Nggak ...
Hal itu dilakukannya untuk kepentingan, agama, bangsa, dan rakyat Indonesia, bahkan dirinya rela untuk mengorbankan jiwa dan raganya.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal YouTube Refly harun yang ditayangkan pada 21 November 2021, Refly Harun sebelumnya menjelaskan tentang konsep demokrasi.
Menurutnya, dalam demokrasi setiap orang harus diberikan ruang untuk mengemukakan pandanganya.
“Jadi demokrasi itu bukan hanya memberikan pendapat pada satu arus saja dan kemudian berusaha menghilangkan, bahkan mengkriminalisasi pikiran-pikiran yang lain,” kata Refly Harun menjelaskan.
Kuat tidaknya demokrasi yang dimiliki oleh Indonesia itu adalah dari mana negara mampu untuk mengelola perbedaan—perbedaan tersebut.
“Termasuk perbedaan yang paling radikal sekalipun,” ujar Refly Harun menekankan.
Hal ini juga termasuk dengan apa yang dikatakan oleh Habib Bahar Bin Smith.
“Padahal apa yang disampaikan Bahar Smith, menurut saya masih dalam koridor ketatanegaraan,” ungkap Refly Harun.
Baca Juga: Mobil Tabrak Kerumunan Saat Parade Natal di Amerika Serikat, Puluhan Orang Terluka
Karena pernyataan Habib Bahar Bin Smith dalam isinya masih menyebut agama, bangsa, dan rakyat Indonesia.
“Agama, bangsa, dan rakyat artinya masih dalam boundary yang bernama the nations Indonesia,” kata Refly Harun menjelaskan.
Menurutnya jika nanti misalnya ulama, habib, dan dai ikut terjun dalam kancah politik itu tidak masalah selama terjadi kompetisi yang adil.
Hal ini karena perjuangan amar ma'ruf nahi mungkar tidak bisa dibatasi hanya hanya wilayah agama saja tapi juga wilayah-wilayah lainnya.***