Cuitan Menteri Siti Nurbaya Soal Deforestasi Jadi Sorotan, Green Peace Beri Tanggapan Begini

5 November 2021, 21:03 WIB
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar./ /Twitter.com/ @SitiNurbayaLHK/

PR TASIKMALAYA – Cuitan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya belakangan menjadi sorotan banyak orang.

Pasalnya Siti Nurbaya menyebut bahwa aktivitas pembangunan di era Jokowi tidak boleh dihentikan karena aktivitas deforestasi.

Sontak, pernyataan Siti Nurbaya ini mendapatkan berbagai tanggapan dari banyak pihak, salah satunya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang lingkungan, Green Peace.

Baca Juga: Lewat Laga Dramatis, Siti Fadia dan Ribka Sugiarto Melenggang ke Semifinal Hylo Open 2021

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari unggahan Instagram @greenpeaceid pada 4 November 2021, muncul kritikan atas pernyataan Siti Nurbaya tempo hari lalu.

Dalam unggahan Instagram tersebut, Green Peace Indonesia menyebutkan bahwa pembangunan tetap bisa dilanjutkan dengan tetap mengedepankan aspek lingkungan.

Salah satu ide yang ditawarkan oleh Green Peace berkaitan dengan konsep Green Economy.

Baca Juga: Cek Ramalan Zodiak Besok Sabtu, 6 November 2021: Khusus Aries, Taurus, Gemini, dan Cancer

"Green economy mengacu pada efisiensi sumber daya, penurunan emisi gas rumah kaca, serta peningkatan kesejahteraan dan keadilan sosial," ujar unggahan tersebut.

Dikatakan pula bahwa Green Economy atau ekonomi hijau ini memiliki tujuan mengurangi risiko lingkungan, serta kelangkaan ekologi.

Green Economy diharapkan mampu menciptakan pembangunan berkelanjutan tanpa perlu merusak lingkungan.

Baca Juga: Prediksi Real Madrid vs Rayo Vallecano di La Liga, 7 November 2021, Tren Positif Los Blancos Terus Berlanjut?

Unggahan tersebut juga membahas terkait agenda Green Economy.

Pertama, terkait dengan peningkatan PNB atau Produk Nasional Bruto dan PDB atau Produk Domestik Bruto yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Kedua, ditandai dengan teratasinya kerusakan lingkungan melalui penurunan gas rumah kaca.

Baca Juga: Soroti Gelagat Aneh Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah Sebelum Meninggal, Juragan 99 Ungkap Hal Mengejutkan

Ketiga, memastikan bahwa kekayaan alam dapat memberi manfaat bagi kesejahteraan manusia.

Dalam sesi caption unggahan tersebut, dijelaskan pula bagaimana kemungkinan kemajuan ekonomi dapat terlaksana tanpa harus mengorbankan alam serta lingkungan.

Dijelaskan bahwa kawasan Puncak kehilangan hutannya dalam jumlah besar, yakni 5.700 ha pada tahun 2000 hingga 2016.

Baca Juga: Saksi Kunci Bongkar Aib Rezky Aditya, Disebut Pernah Pacari Wenny Ariani dan Aura Kasih Bersamaan

Konsekuensi atas hilangnya hutan di puncak itu lantas menyebabkan kerugian berjumlah fantastis.

"Kawasan Puncak kehilangan hutan sebanyak 5.700 ha pada 2000-2016 dan mengakibatkan kerugian sebesar 703,551 Milyar," ujar keterangan tersebut.

Bukan hanya kawasan Puncak, ternyata jumlah hutan yang hilang di Indonesia dalam rentang tahun yang sama berjumlah sangat besar.

Baca Juga: Simak Informasi Tentang Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional Berikut Ini

"Sementara itu, total kawasan hutan yang hilang di Indonesia selama 2000-2016 menurut data KLHK sebesar 6,99 juta ha, kita bisa bayangkan betapa jumlah kerugiannya jauh lebih besar lagi," katanya.

Green Peace Indonesia pun mendorong agar negara ini mampu menerapkan prinsip Green Economy tersebut.

"Saatnya Indonesia berkomitmen dengan serius menuju pembangunan yang rendah emisi dan berkelanjutan dengan menerapkan ekonomi hijau sesegera mungkin, demi masa depan ekonomi yang maju dan ekologi yang berkelanjutan kita semua," katanya.

***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: Instagram @greenpeaceid

Tags

Terkini

Terpopuler