PR TASIKMALAYA – Menjadi tamu di acara podcast Deddy Corbuzier, Prabowo blak-blakan mengungkapkan alasan dirinya mantap ikut Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Banyak masyarakat heran dengan keputusan Prabowo satu ini karena seperti diketahui, dirinya dan Jokowi merupakan lawan tanding dalam Pilpres 2019 silam.
Pilpres 2019 bisa dibilang jadi pertandingan yang sangat sengit di antara kedua calon presiden saat itu yaitu Prabowo melawan Jokowi.
Sebagai hasil akhir, Jokowi keluar sebagai presiden Indonesia terpilih, sementara Prabowo ditunjuk menjadi Menteri Pertahanan.
Dari sini, masyarat menjadi bingung, apakah yang menjadi alasan Prabowo rela mengakui kekalahannya, dan akhirnya puas dengan jabatan sebagai Menteri Pertahanan.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari YouTube Deddy Corbuzier, Prabowo mengakui, dirinya justru keheranan kenapa masyarakat bingung saat ia memilih untuk ikut Jokowi.
Baca Juga: EURO 2021: Berhasil Lolos dari Play-Off, berikut Profil Timnas Skotlandia di Euro 2021
“Saya juga nggak mengerti kenapa banyak orang yang bertanya begitu. Karena bagi saya begini, kita rival dalam suatu kompetisi. Apakah rival dalam suatu kompetisi itu harus jadi lawan?,” ucap Prabowo.
Kemudian, Prabowo mengibaratkan hubungan di antaranya dengan Jokowi dalam pemilu 2019 silam ibarat kompetisi lari.
Dalam kompetisi lari pasti ada yang menang dan ada yang kalah.
“Gua maen sepak bola terus gua kalah, apa kita maen gebug-gebugan?,” lanjut Prabowo.
Menurut Prabowo, mereka yang kalah tanding lalu gebug-gebugan sama saja dengan orang-orang ber-IQ rendah.
Setelah mengibaratkan kompetisi di antara dirinya dan Jokowi, Prabowo lalu blak-blakan menjelaskan soal alasan di balik kenapa dirinya puas menjadi menteri pertahanan saja.
“Satu, beliau ingin jadi presiden. Gue ingin jadi presiden. Dia mau jadi presiden untuk apa? Kan untuk mengabdi, untuk berbakti.
"Untuk apa? Untuk Indonesia kan?,” ucap Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menjelaskan kepada Deddy Corbuzier.
Diakui Prabowo, dirinya juga sama seperti Jokowi yaitu ingin mengabdi untuk Indonesia.
Baca Juga: Jabar Masuk Kategori Wilayah Rawan Berbagai Bencana, Ini yang Dilakukan Pemprov Jawa Barat
“Jadi kalau tujuan sama, kok harus melawan? Lebih baik dua-duanya bekerja sama untuk mengabdi kepada Indonesia,” lanjut Prabowo.
Prabowo kemudian mengatakan, dirinya sengaja mengalah agar bisa menjalin kerja sama tersebut.
“Tapi kan susah, Pak,” ucap Deddy Corbuzier, menimpali pilihan Prabowo yang memilih untuk mengalah kepada Jokowi.
Baca Juga: Jika Dia Berhenti Menelepon atau Mengirim Pesan, Segera Lakukan 7 Hal ini Secepatnya!
Diakui Prabowo, dirinya belajar dari dua peristiwa sejarah agar bisa betul-betul menerima kekalahannya dari Jokowi.
Prabowo belajar dari sejarah diskusi Panglima Jepang Hideyoshi Toyotomi dan Panglima Tokugawa Ieyasu.
Ia juga belajar dari kisah Abraham Lincoln yang begitu menang jadi presiden Amerika Serikat, langsung memilih lawannya yaitu Siwerd untuk ikut kabinetnya.
Baca Juga: Kerajaan Arab Saudi Hanya Mengizinkan 60.000 Jemaah untuk Melaksanakan Ibadah Haji Tahun 2021 ini!
Dari kedua peristiwa bersejarah tersebut, Prabowo menjelaskan kepada Deddy Corbuzier bahwa selama tujuannya sama yaitu untuk mengabdi bagi negara, kenapa dirinya tidak bisa bergabung dengan lawannya.
Terbongkar sudah alasan kenapa Prabowo rela mengalah dan ikut kabinet Jokowi yaitu selama demi mengabdi kepada Indonesia, maka tidak ada salahnya bekerja sama.***