Sebut Moeldoko Tak Lagi Dibutuhkan di Istana, Irwan Fecho: Tindakannya Justru Tidak Membantu Pemerintah

29 Maret 2021, 15:15 WIB
Wasekjen Partai Demokrat, Irwan Fecho menyebut keberadaan KSP Moeldoko sudah tidak lagi dibutuhkan di istana.* /dpr.go.id

PR TASIKMALAYA- Keberadaan Moeldoko sebagai Kepala Staf Presiden (KSP) di istana kini menjadi sorotan Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Irwan Fecho.

Tanggapan itu disampaikan Irwan fecho melalui cuitan di akun media sosial Twitter miliknya, dengan menyebut bahwa Moeldoko, yang kini terpilih sebagai Ketua Umum Demokrat versi KLB itu sudah tidak lagi dibutuhkan dalam istana.

Irwan Fecho menambahkan, hal itu lantaran tindakan Moeldoko yang justru tidak membantu pemerintah.

Baca Juga: Tanggapi Sidang Rizieq Shihab, Refly Harun : Harusnya Kasus Ini Tidak Didekati dari Sudut Pandang Pidana

Seperti diketahui, nama KSP Moeldoko menjadi kian santer dibicarakan sejak dirinya terlibat dan terpilih sebagai ketum Demokrat dalam gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) yang diinisiasi oleh sejumlah kader dan mantan kader Demokrat.

Sementara itu, para kader Demokrat pendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai bahwa gelaran KLB tersebut tidak sah bahkan ilegal, lantaran sejumlah syarat penting dalam pelaksanaan KLB tidak terpenuhi.

Lebih lanjut, Moeldoko kian banyak disorot lantaran Moeldoko sendiri merupakan pihak eksternal Demokrat yang menjabat dalam Kabinet Jokowi.

Baca Juga: Rachland Nashidik Singgung Moeldoko Hingga Ahmadiyah, Ada Apa?

Sebagaimana diberitakan Depok.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Sebut Moeldoko Tak Dibutuhkan Lagi oleh Istana, Irwan Fecho: Semoga Pemerintah Segera Menjauh Darinya", Irwan Fecho yang merupakan kader Demokrat pun lantas menyoroti keberadaan Moeldoko tersebut.

Dalam cuitan yang diunggah di akun Twitter pribadinya @irwan_fecho pada Senin, 29 Maret 2021, ia menilai bahwa sebenarnya istana tidak membutuhkan kehadiran Moeldoko.

"Pak Moeldoko sebenarnya sudah tidak dibutuhkan dalam Istana lantaran tindakannya yang justru tidak membantu pemerintah," ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Baca Juga: Minta Masyarakat Tak Salahkan Agama Teroris, Ruhut Sitompul: Tapi Bohong yang Mengatakan Teroris Tak Beragama

Lebih lanjut, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat itu berharap agar pemerintah bisa segera menjahukan Moeldoko beserta cara pikirnya dari istana.

Ia berharap, dengan keluarnya Moeldoko dari istana, keadaan perpolitikan Indonesia akan berjalan secara demokratis.

Cuitan Irwan Fecho yang menyebut bahwa pemerintah tak lagi membutuhkan KSP moeldoko.* Tangkap layar Twitter @irwan_fecho

"Semoga pemerintah bisa menjauhkan Moeldoko dan pola pikirnya dr istana sehingga perpolitikan di Indonesia bisa berjalan secara demokratis," tutur Irwan Fecho menambahkan.

Baca Juga: Rachland Nashidik: Seharusnya Karir Moeldoko sudah Berakhir sejak Terlibat dalam Operasi Sajadah Tahun 2011

Untuk diketahui, sebelumnya KSP Moeldoko sempat muncul di akun Instagram miliknya @dr_moeldoko dan memberikan sejumlah pernyataan terkait dengan KLB yang digelar di Deli Serdang.

Dalam keterangan yang diberikan olehnya, Moeldoko mengatakan bahwa ia dipinang oleh kader Partai Demokrat untuk memimpin partai tersebut.

"Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat. Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat," ujarnya.

Baca Juga: Andi Arief: Pak Moeldoko Sudah Pasang Kuda-kuda Mau 'Cuci Tangan'

Ia menyampaikan, ada semacam pertarungan ideologis di Partai Demokrat, sehingga tindakannya untuk memimpin partai politik tersebut bukan hanya untuk menyelamatkan partai, tetapi juga untuk menyelamatkan bangsa dan negara.

"Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di tubuh Demokrat, jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa. Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat, setelah tiga pertanyaan yang saya ajukan kepada peserta KLB," tutur Moeldoko.

Tiga pertanyaan yang diajukan oleh Moeldoko adalah "Apakah KLB sesuai dengan AD/ART?", "Seberapa serius kader Partai Demokrat meminta saya memimpin partai?", serta "Bersediakah kader Partai Demokrat bekerja keras dengan integritas demi Merah Putih di atas kepentingan pribadi dan golongan".***(Annisa.Fauziah/Depok.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler