Ternyata, Sebanyak 275.811 Ton Beras di Gudang Bulog Saat Ini Berasal dari Impor Tahun 2018

21 Maret 2021, 18:42 WIB
Robert J Kardinal selaku Anggota DPR Fraksi Golkar mengatakan bahwa upaya pemerintah melakukan impor beras karena stok cadangan beras Bulog telah menipis.* /ANTARA/Reno Esnir

PR TASIKMALAYA – Beredar kabar bahwa pemerintah siap melakukan impor beras sebanyak satu juta ton, meski kondisi petani sedang panen raya.

Namun, berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Robert J Kardinal selaku Anggota DPR Fraksi Golkar, upaya pemerintah melakukan impor beras karena stok cadangan beras Bulog telah menipis.

“Sekarang itu stok Bulog makin tipis. Stoknya saja tinggal 800 ribu ton. Itu pun ditopang oleh beras impor tahun 2018,” ujar Robert J Kardinal seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA pada Minggu, 21 Maret 2021.

Baca Juga: Minta Tolong pada Megawati Soal Impor Garam, Susi Pudjiastuti: Please Stop Impor Berlebihan!

Bahkan, Robert J Kardinal meragukan, jika Bulog mampu meningkatkan serapannya hingga April untuk memenuhi beras cadangan pemerintah.

Ia juga menekankan, impor beras tidak akan terjadi kalau stok Bulog mencukupi.

Pernyataan Robert J. Kardinal, senada dengan data yang diberikan oleh Budi Waseso selaku Direktur Utama Perum Bulog.

Baca Juga: Beri Nasihat soal ‘Nikah Muda’ pada Aurel, Gus Miftah: Istri yang Hebat Bisa Diajak Menderita oleh Suami

Berdasarkan data yang dipaparkan Budi Waseso, per tanggal 14 Maret 2021, jumlah stok beras Bulog mencapai 883.585 ton, dengan rincian 859.877 ton stok cadangan beras pemerintah (CBP) dan 23.708 ton stok beras komersial.

Selain itu, Budi Waseso juga menuturkan bahwa sebanyak 275.811 ton stok beras Bulog merupakan stok beras impor yang masih di simpan di gudang Bulog, yang mana stok tersebut merupakan stok tahun 2018.

Meski demikian, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) diperkirakan akan ada peningkatan produksi beras pada periode Januari-April 2021, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelum-sebelumnya.

Baca Juga: Beredar Isu MUI Minta Jabatan untuk Fatwa Halal Vaksin, Ferdinand Hutahaean: Benarkah itu Duhai MUI?

BPS menyebutkan, potensi panen pada periode Januari-April 2021 diperkirakan mencapai angka 4,86 juta hektar.

Angka tersebut mengalami kenaikan 1,02 juta hektar atau 26,53 persen jika dibandingkan dengan periode Januari-April 2020 yang hanya 3,84 hektar.

Meski data BPS menyebutkan terjadi peningkatan produksi beras, namun pemerintah berencana untuk melakukan impor satu juta ton beras, dengan rincian 500 ribu ton untuk stok CBP.

Baca Juga: Marzuki Alie Ingin Berikan Warisan ke Penerus Demokrat, Yan Harahap Beri Sindiran Menohok: Pengkhianat

Selanjutnya, sebanyak 500 ribu ton lainnya diperuntukan komersial Bulog.

Adanya berita rencana pemerintah yang akan mengimpor satu juta ton beras, berdampak pada jatuhnya harga gabah di beberapa daerah.

Beberapa wilayah bahkan menjual harga gabah Rp3.000 hingga Rp4.000 per Kg. Jatuhnya harga gabah, tentu saja berdampak buruk bagi petani.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler