Bertekad Ingin Sejahterakan Nelayan, Sakti Wahyu Trenggono Tegaskan Aktivitas Ekspor Benur Akan Dihentikan

1 Maret 2021, 21:10 WIB
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono pastikan ekspor benih lobster atau benur akan dihentikan. /Biro Humas dan Kerjasma Luar Negeri KemenKKP

PR TASIKMALAYA- Penghentian ekspor benih bening lobster (BBL) atau benur akan menjadi langkah awal Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono dalam menjalankan visinya sebagai menteri.

Pelarangan ekspor benur itu dilakukan Sakti Wahyu Trenggono atas tekadnya yang ingin mengutamakan keberlanjutan dan kesejahteraan rakyat, utamanya nelayan.

Hal itu diungkapkan Sakti Wahyu Trenggono dalam unggahan video di akun media sosial Instagram resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan pada Minggu, 28 Februari 2021.

Baca Juga: 5 Manfaat Konsumsi 4 Cangkir Kopi Setiap Hari bagi Kesehatan, Salah Satunya Memperpanjang Umur

Atas tekadnya yang ingin mensejahterakan kehidupan nelayan Indonesia, Sakti Wahyu Trenggono berjanji bahwa kegiatan ekspor benur tersebut akan dihentikan.

Selain itu, penghentian ekspor benih lobster yang dilakukan Sakti Wahyu Trenggono tersebut juga dikarenakan benih lobster adalah kekayaan dari sumber daya alam yang dimiliki alam Indonesia.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Menteri KKP Pastikan Ekspor Benur Bakal Disetop Total: Hanya Perkaya Negara Pembeli", Sakti Wahyu Trenggono memastikan ekspor tersebut dilarang.

Baca Juga: Izin Industri Miras Ditentang Ketua MUI, Cholil Nafis: Hasil Investasi Tak Sebanding dengan Rusaknya Bangsa

“Yang benur, sudah pasti saya akan melarang ekspor benih,” ucapnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Instagram @kkpgoid, Senin 1 Maret 2021.

“Kenapa? Karena benur itu adalah kekayaan daripada bangsa ini, kekayaan dari alam Indonesia. dia hanya boleh dibudidaya, sampai kemudian ukuran konsumsi,” kata Sakti Wahyu Trenggono.

Dia pun menjelaskan bahwa nilai tambah dari benur adalah ketika benur tersebut telah berada pada ukuran untuk konsumsi.

Baca Juga: Waktu di PAN Disebut Dukung Anies Baswedan, di PSI Justru Beri Kritik, Faldo Maldini: Saya Ikhlas Dibully

“Karena nilai tambahnya itu adalah di ukuran konsumsi. Kalau BBL yang dijual misalnya, tidak tahu harganya berapa,” ujar Sakti Wahyu Trenggono.

Oleh karena itu, dia menekankan bahwa jika benur tetap diekspor, yang akan kaya adalah negara yang membeli benur tersebut.

“Itu yang kaya negara yang membeli, karena dia tahan satu tahun saja, dia sudah bisa mendapatkan angka yang berpuluh-puluh atau beratus-ratus persen kenaikannya,” tutur Sakti Wahyu Trenggono.

Baca Juga: Sebut Pemerintah Lebih Prioritaskan Infrastruktur Dibanding Covid-19, Rizal Ramli: Rakus, BPK ko Diam Saja?

Selain itu, kasus korupsi ekspor benur yang melibatkan mantan Menteri KKP Edhy Prabowo membuat status ekspor benur saat ini masih ditangguhkan.

“Sekarang di zaman saya ini, saya katakan sekarang ini sudah di-hold, akibat dari case itu,” ucap Sakti Wahyu Trenggono.

Tetapi, dia menegaskan ekspor benur tidak akan dibuka kembali, dan sepenuhnya akan diberhentikan.

Baca Juga: Pertanyakan Soal ‘PDI-P Sarang Koruptor’, Rocky Gerung: Mungkin Nurdin Abdullah Tidak Bersarang di Situ?

“Tapi saya nyatakan di depan anda semua bahwa itu pasti akan saya berhentikan, dan itu kita akan minta bantuan kepada Kapolri untuk selalu mencegah soal benur,” kata Sakti Wahyu Trenggono.

 

Dia juga menegaskan bahwa benur hanya boleh digunakan untuk budidaya, bukan sebagai komoditas ekspor.

“Yang boleh kita lakukan adalah untuk budidaya,” ucap Sakti Wahyu Trenggono.***(Eka Alisa Putri/pikiran-rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler