Ceritakan Kebusukan Bulog, Rizal Ramli: Adik Anak Pejabat Nyari Proyek di Departemen Pasti Dikasih

27 November 2020, 07:42 WIB
Mantan Kepala Urusan Logistik (Bulog) pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid Rizal Ramli /twitter.com/RamliRizal

PR TASIKMALAYA – Rizal Ramli selaku mantan Kepala Urusan Logistik (Bulog) pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) membongkar korupsi di lingkungan bulog.

Bahkan, kasus Bulog dikenal dengan istilah ‘Buloggate’.

Kasus Buloggate, berawal dari adanya permainan calo-calo kekuasaan. Singkatnya, permainan pejabat berpengaruh berperan besar dalam kasus korupsi bulog kala itu.

Baca Juga: Dirawat Di Rumah Sakit, Habib Rizieq Shihab Tidak Ingin dijenguk Siapapun

“Karena biasanya, kalau ada adik anak pejabat nyari proyek di departemen, yang bawah itu pasti kasih dan nggak bakal lapor, harus mulai pemberantasan korupsi dari kepalanya bukan dari yang kecil-kecil,” jelasnya.

Hal ini dipertegas dengan pernyataan Rizal Ramli Kamis, 26 November 2020 saat menguraikan pemberantasan korupsi di Indonesia.

“Saya waktu ketua bulog saya pelajari sistemnya, ternyata kalau suka setor sama bosnya, selalu dikasih daerah basah, Jawa Timur, Jawa Tengah,” ujarnya seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari saluran YouTube ILC yang dikutip Jumat, 27 November 2020.

Rizal menegaskan, kacaunya sistem bulog ketika yang profesional di taruh di daerah kering.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Hari Ini, 27 November 2020: Hujan Sedang di Siang Hari

“Kalau jujur professional, ditaro di daerah kering,Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan nggak balik-balik puterannya,” pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Rizal Ramli akhirnya menerapkan sistem rotasi antara pegawai profesional yang bekerja di daerah kering, ditugaskan di daerah basah, begitupun sebaliknya.

“Nah begitu kami pelajari polanya, kami ubah. Hampir 80 daerah basah kami kirim ke daerah kering. Dari Jawa Timur kita pindahin ke Kalimantan Tengah. Dari Jawa Tengah daerah basah ke Sulawesi Tenggara, ternyata dampaknya luar biasa,” ujarnya.

Baca Juga: Temukan Adanya Pelanggaran, Polda Menaikkan Kasus Kerumunan Habib Rizieq ke Tingkat Penyidikan

Setelah menerapkan hal tersebut, bulog bahkan mendapatkan untung sebesar Rp5 triliun. Bahkan keuntungan yang didapatkan bulog dipakai untuk membeli pesawat sukhoi yang pertama.

“Tahun itu, setahun kemudian Bulog untung 5 triliun dan dipakai membeli pesawat sukhoi yang pertama,” ungkapnya.

Keberhasilan Rizal Ramli dalam membenahi sistem Bulog, dijadikannya acuan untuk membenahi korupsi di Indonesia.

Rizal Ramli mengusulkan agar hakim professional yang biasanya di taruh di tempat kering, di tempatkan di daerah basah begitupun sebaliknya.

Baca Juga: Jadi Kota Terbaik Pengelolaan Jaringan Dokumentasi, Sekda Batam: Sudah Terintegrasi JDIH Nasional

“Hakim juga sama, kebanyakan yang suka maen di taro di daerah basah, yang profesional di lempar ke daerah kering. Jadi kalau perlu, kita benahi hakim, tuker itu di switch, daerah kering pindahin ke daerah basah, daerah basah kirim ke daerah kering, ternyata itu sangat efektif,” pungkasnya.***

Editor: Tita Salsabila

Tags

Terkini

Terpopuler