Resesi Ekonomi, Rizal Ramli: Kebijakan Ekonomi Super Konservatif dan Neoliberal yang Sudah Gagal

- 6 November 2020, 20:00 WIB
Ekonom Senior, Rizal Ramli
Ekonom Senior, Rizal Ramli /Twitter/@RamliRizal

PR TASIKMALAYA - Indonesia resmi masuk resesi pasca Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kembali minus 3,49 persen pada kuartal III 2020.

Ekonom senior Rizal Ramli menilai, hal itu terjadi akibat tim ekonomi Presiden Joko Widodo tidak mempunyai terobosan fundamental dalam pemulihan ekonomi nasional akibat situasi pandemi Covid-19.

"Karena kebijakan ekonomi super-konservatif dan neoliberal yang sudah gagal. Mengulangi cara yang sama yang telah berulang gagal, atau ubah strategi dan pecat Menteri," ujarnya pada Jumat 6 November 2020, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dalam RRI.

Baca Juga: Nilai Tren Ekonomi Indonesia Positif, Airlangga Hartarto: Sudah Lalui Titik Balik atau Turning Point

Medio Agustus 2020, Rizal Ramli telah menyatakan bahwa perekonomian Indonesia sudah masuk dalam resesi sejak kuartal II 2020.

Penilaian mantan Menko Ekuin pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu didasarkan pada rumusan yang lazim di dunia internasional.

"Kita bisa lihat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2020 yang sebesar 2,97 persen sudah mengalami kontraksi 2 persen dibandingkan dengan kuartal IV/2019 yang tumbuh 4,97 persen," ungkapnya.

Baca Juga: Jelang Debat Pilkada Surakarta, Pesan Ganjar ke Gibran: Siapkan Mental Kemenangan

"Kemudian pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi lagi-lagi terkontraksi minus 5,32 persen atau minus 4,19 persen ketimbang kuartal I 2020," jelasnya.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x