TNI-Polri dan Warga Ciawi Bangun Jembatan Darurat Penopang Hidup yang Hilang Tertimpa Longsor

- 12 Juni 2020, 13:54 WIB
WARGA bersama TNI dan Polri bergotong royong membangun jembatan darurat di Desa Bugel Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, Jumat, 12 Juni 2020.*
WARGA bersama TNI dan Polri bergotong royong membangun jembatan darurat di Desa Bugel Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, Jumat, 12 Juni 2020.* //Asep MS/KP

PR TASIKMALAYA - Warga bersama TNI dan Polri bergotong royong membangun jembatan darurat untuk perlintasan sementara ke Kampung Panampikan, Desa Bugel, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya pada Jumat, 12 Juni 2020.

Di kampung tersebut ada sekitar 75 KK yang terisolasi akibat jembatan ambruk diterjang longsor.

Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Anom Karibianto mengatakan, jembatan darurat tersebut akan digunakan untuk akses warga sementara waktu, setelah jembatan utama ambruk yang mengakibatkan warga tak bisa beraktivitas karena jembatan terputus.

Baca Juga: Angin Segar bagi Petani, Draf Ranperda Sebut ASN dan Anggota DPRD Wajib Beli Beras Petani Lokal

"Ada jalan setapak, tapi harus melewati jurang dan rawan longsor juga. Bahaya, makanya kita buat jembatan darurat untuk sementara," ucapnya.

Menurut dia, progres pembuatan jembatan darurat itu baru mencapai 80 persen. Diperkirakan, jembatan baru bisa digunakan pada Jumat, 12 Juni 2020 sore ini.

"Kita harap hari ini bisa dilewati, meski terbatas. Sebab di kampung itu ada tiga perempuan hamil tua. Jadi kita siagakan juga bidan desa dan aparat kesehatan untuk antisipasi kalau sudah waktunya melahirkan," tuturnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di AS Lampaui 2 Juta, Jo Biden: Trump Abaikan dan Tidak Anggap Serius Virus Corona

Anom juga mengingatkan agar warga untuk tetap waspada menghadapi bencana. Pasalnya, hingga saat ini masih sering terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

"Saya berharap bagi warga yang mengetahui kejadian bencana dapat langsung melaporkan kepada pihak berwenang. Dengan begitu, penanganannya akan cepat dilakukan," ungkapnya.

WARGA bersama TNI dan Polri bergotong royong membangun jembatan darurat di Desa Bugel Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, Jumat, 12 Juni 2020.*
WARGA bersama TNI dan Polri bergotong royong membangun jembatan darurat di Desa Bugel Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, Jumat, 12 Juni 2020.* /Asep MS/KP

Seperti diketahui sebuah jembatan dengan panjang sekira 25 meter di Kampung Bugel, Desa Bugel, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, terputus tertimpa longsor yang terjadi pada Rabu, 10 Juni 2020. Akibatnya, sekira 75 KK terisolasi.

Baca Juga: Dituduh Selalu Kacaukan Hubungan Bilateral Kanada-Tiongkok, AS Disebut sebagai 'Pembuat Masalah'

Kepala Desa Bugel, Ruhimat mengatakan, longsor yang terjadi di wilayah itu disebabkan hujan deras yang terjadi sejak Selasa sore hingga Rabu pagi. Padahal, jembatan itu baru digunakan dua hari oleh warga setelah selesai dibangun.

"Jembatan ini baru dibangun selama satu bulan lalu dan baru digunakan dua hari, tapi sekarang hilang tertimpa longsor," kata dia sambil menunjukan sisa besi jembatan yang tertimpa longsor.

Menurutnya, awalnya dibangun permanen pada 2018. Namun, pada Februari 2020, jembatan itu tertimpa longsor. Atas dasar hasil musyawarah desa, pemerintah desa menganggarkan untuk permbangunan ulang jembatan permanen itu menggunakan dana desa.

Baca Juga: Pemilik Restoran Thailand Dihukum 1.446 Tahun Penjara atas Kasus Penipuan Voucher Makanan

Ruhimat mengatakan, anggaran yang digunakan untuk pembangunan itu berkisar Rp 51 juta. Selama satu bulan, jembatan itu selesai dibangun.

Setelah selesai dibangun, warga bisa melintasi jembatan itu, bahkan dengan kendaraan roda empat. Namun, baru dua hari digunakan, jembatan itu tertimpa longsor.

"Jembatan ini dibuat dengan dana desa sekira Rp 51 juta, dan sekarang hangus terbawa longsor semua," katanya.

Baca Juga: Bahas Kesenjangan Keadilan, Trump: Amerika adalah Orang Baik dan Berbudi Luhur

Ruhimat mengatakan, akibat terputusnya jembatan tersebut, sekira 75 KK di kampung itu terisolasi. Sebab, jembatan itu merupakan satu-satunya akses yang bisa dilalui kendaraan.

Kalaupun warga hendak melintas, mereka harus menyusuri jalan setapak menuruni tebing dengan berjalan kaki.

Jika tidak cepat diperbaiki kata dia, warga harus melalui jalan setapak yang bisa dilalui untuk warga melintas.

Namun, kontur jalan terjal karena harus menuruni tebing memutari jembatan yang tertimpa longsor. Selain itu, jalan itu juga lebih jauh berkali-kali lipat dibanding melewati jembatan.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah