Jalur Gentong Sepi Akibat Covid-19, Para Pemilik Warung Alami Pengalaman Terburuk

- 27 Mei 2020, 11:58 WIB
PEDAGANG di jalur gentong sepi pembeli.*
PEDAGANG di jalur gentong sepi pembeli.* //Asep MS/KP

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi Covid-19 menjadi pengalaman terburuk bagi para pedagang makanan yang berjualan di sepanjang jalur jalan nasional yang melintasi wilayah tengah Jawa Barat saat momentum Lebaran.

Bukan karena mereka terpapar Covid-19, melainkan Covid-19 membuat segala lini usaha terdampak, termasuk usaha mereka.

Salah satu penjual makanan disisi jalan Jalur nasional Gentong Tasikmalaya, Apong mengaku, penghasilannya pada momen lebaran kali ini jauh menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Tusuk Adik hingga Tewas Karena Berkata Kasar pada Sang Ibu, Pemuda Garut Terancam 20 Tahun Penjara

Adanya larangan mudik dari pemerintah, membuat jalan-jalan sepi. Jalur Gentong yang biasanya selalu ramai ketika momen arus mudik dan arus balik lebaran, menjadi sepi. Imbasnya, pelanggan yang mampir ke warung nasi miliknya sangat jarang.

"Asli, saat ini merupakan pengalaman terburuk," kata perempuan yang telah 18 tahun berjualan di samping Pos Letter U Gentong, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya pada Rabu, 27 Mei 2020.

Dia mengatakan, pada H+2 lebaran, sejak membuka warungnya mulai pukul 06.00 WIB, pelanggan yang datang ke warungnya bisa terhitung dengan jari.

Baca Juga: Tunda Uji Coba, WHO Tinjau Cepat Data Hydroxychloroquine untuk Keamanan

Kondisi itu sangat berbeda dengan momen Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya, ketika Jalur Gentong mengalami kemacetan saat arus mudik maupun arus balik.

"Sepi sekarang mah. Biasa tahun lalu ada ratusan pemudik yang mampir, sekarang nol," kata dia.

Salah seorang pedagang makanan lainnya, Agus (46) mengatakan, momen Lebaran kali ini penghasilannya menurun lebih dari 90 persen. Sepinya arus lalu lintas berujung pada menurunnya pelanggan yang datang ke warung nasinya.

Baca Juga: Longgarkan Kebijakan Lockdown, Arab Saudi akan Cabut Jam Malam, Makkah Dikecualikan

Ia menyebutkan, pada momen Lebaran tahun-tahun sebelumnya, keuntungan yang didapat bisa lebih dari Rp 5 juta. Sementara kali ini, keuntungan Rp 500.000 pun belum ia dapati.

"Tahun lalu saya juga sampai capek ngelayanin yang beli. Tahun ini mah santai karena sedikit pembelinya. Paling parah sekarang sepinya," kata lelaki yang sudah 20 tahun berjualan di Jalur Gentong itu.

Bahkan ujar dia, dibanding dengan hari hari biasa-pun pendapatan pada momen Lebaran kali ini lebih kecil dibandingkan pendapatan pada hari-hari biasa di jalur itu.

Baca Juga: Jutaan Orang Pulang Kampung, Kasus Covid-19 di India Meningkat

Menurutnya, pada hari biasa masih banyak kendaraan barang seperti truk dan kontainer yang melintas dan mampir ke warungnya. Namun, saat ini tak ada truk atau kontainer yang melintas.

"Mending hari biasa. Kalau hari biasa ada truk dan kontainer, tapi kan sekarang belum beroperasi," kata dia.

Menurut dia, sepinya jalur gentong telah terjadi sejak awal Ramadhan. Menjelang Lebaran, arus lalu lintas yang biasanya ramai justru bertambah sepi. Alhasil, tak bayak yang bisa diharapkan oleh Agus.

Baca Juga: Sejarah, Musim Lebaran Tahun Ini Jalur Gentong Tasikmalaya Sepi Arus Balik dan Mudik

Namun, lantaran usaha itu merupakan satu-satunya pekerjaannya, ia tetap berjualan meski tak banyak pelanggan yang mampir ke warungnya.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x