Rampas Hak Pejalan Kaki, Puluhan Motor Bederet Terpakir di Trotoar Kawasan Pasar Singaparna

- 18 Maret 2020, 20:53 WIB
Puluhan kendaraan bermotor roda dua di Pasar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya memarkir kendaraan di trotoar pejalan kaki, Rabu 18 Maret 2020.*
Puluhan kendaraan bermotor roda dua di Pasar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya memarkir kendaraan di trotoar pejalan kaki, Rabu 18 Maret 2020.* //KP/ ARIS MF

PIKIRAN RAKYAT - Akibat terbatasnya lahan parkir yang tersedia di kawasan Pasar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, sejumlah kendaraan bermotor roda dua nekat menjadikan trotoar bagi pejalan kaki sebagai area parkir mereka.

Disamping mengganggu fasilitas para pejalan kaki, kondisi inipun makin membuat 'sarekseuk' wilayah Singaparna. Meski demikian, tidak ada upaya dari Dinas terkait baik melakukan penataan lokasi parkir ataupun membuat lahan parkir baru.

Berdasarkan pantauan PikiranRakyat-Tasikmalaya.com di lokasi, parkir sepeda motor berderet panjang di tepi jalan utama, tepatnya depan kawasan pasar toko emas Singaparna.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Foto Diduga Terinfeksi Covid-19, Seorang Laki-Laki Terjatuh di Depan Rumah Makan Padang, Simak Faktanya

Diketahui, mayoritas sepeda motor tersebut merupakan milik para pekerja toko dan kios di dalam Pasar Singaparna. Mereka nampaknya enggan untuk menyiman motor pada lokasi parkir yang telah disediakan.

Selain akibat lahan parkir yang sempit dan terbatas, umumnya mereka pun enggan untuk dipungut retribusi parkir. Sehingga akhirnya memilih trotoar pejalan kaki yang lebih dekat dengan pertokoan tempatnya bekerja.

Salah seorang pemilik toko emas, Acep (39) menuturkan, jika sepeda motor yang terparkir sepanjang trotoar pejalan kaki depan kawasan toko emas merupakan milik para pegawai toko emas dan kios di pasar Singaparna.

Baca Juga: Bentuk Dukungan Terkait Arahan Pemerintah Pusat, Pengelola BB-TNBTS Lakukan Penutupan Sementara Gunung Bromo

Mereka terpaksa memarkir disana karena tidak adanya lokasi parkir lain yang lebih representatif. Ada pun lahan parkir yang disediakan Dinas Perhubungan tepat di badan jalan depan Alun-alun Singaparna terlalu jauh dan selalu berjubel penuh kendaraan. Sehingga tatkala pemilik motor ingin keluar masuk lebih sulit.

"Terpaksa disana karena tidak ada tempat parkir yang nyaman dan dekat. Namun sepeda motor itu kebanyakan milik karyawan toko emas dan pemilik kios di dalam pasar," jelasnya.

Sementara itu, petugas parkir setempat, Kurniawan (24) menjelaskan, pihaknya telah menghimbau pada para pemilik sepeda motor untuk memarkirkan kendaraan mereka di lokasi parkir yang telah disediakan.

Baca Juga: Tak Batasi Interaksi untuk Cegah Virus Corona, Bupati Tasikmalaya Intruksikan Seluruh Masjid Laksanakan Salat Jumat dengan Tema Thaharah

Akan tetapi, himbuan ini diabaikan dan mereka lebih memilih untuk menyimpan sepeda motornya di trotoar pejalan kaki.

Akibatnya, petugas tidak bisa menarik retribusi parkir karena lokasi tersebut bukan lahan kantung parkir legal. Bisa dihitung berapa puluh sepeda motor yang disimpan disana dan menjadi salah satu target PAD parkir.

"Sulit pak, mereka maunya menyimpan disana. Kita sudah himbau beberapa kali namun diabaikan terus. Akhirnya ya sudah mau apalagi," ujar Kurniawan.

Baca Juga: Konser BTS Ditunda, ARMY Lakukan Penggalangan Dana Bagi Korban Virus Corona Lewat Pengembalian Uang Tiket

Dulu pun takala mereka menyimpan motor di lokasi parkir yang disediakan, para pemilik motor yang merupakan pegawai kios pasar tersebut enggan untuk membayar retribusi parkir.

Dalihnya, ia sudah biasa keluar masuk pasar karena bekerja disana. Tidak ingin adu mulut, maka petugas parkir pun memberi toleransi beberapa kali.

Kedepannya, diharapkan pemerintah daerah melalui Dinas Perhubungan bisa melakukan penataan kawasan parkir di kawasan Pasar Singaparna. Sehingga hak pejalan kaki tidak terganggu dan lokasi pasar lebih tidak semberawut.***

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x