Pemberlakuan Pembatasan Wilayah di Tasikmalaya Belum Bisa Hentikan Pemudik dari Zona Merah

9 April 2020, 10:40 WIB
Petugas melakukan pemeriksaan pendatang yang datang ke Kota Tasikmalaya di salah satu titik posko gugus tugas covid -19.* //KP/ ASEP MS

PIKIRAN RAKYAT -  Diberlakukanya pembatasan wiayah oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya ternyata belum sepenuhnya berhasil menghentikan para pemudik yang datang, termasuk dari zona merah.

Bahkan Pemerintah Kota Tasikmalaya mengaku cukup kesulitan menahan laju pemudik agar tidak masuk ke Kota Resik ini.

Padahal, pemerintah telah mewanti-wanti agar warga Kota Tasikmalaya yang berada di luar kota, terutama dari zona merah, agar tidak mudik dahulu selama pandemik covid -19.

Baca Juga: Diliputi Cinta dan Kebahagiaan, Ketahui 3 Zodiak Terbaik selama Bulan Purnama April

Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, terjadi peningkatan orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pemantauan (PDP), termasuk positif covid-19 yang disinyalir akibat orang-orang dari zona merah Covid-19, seperti Bandung dan Jabodetabek, sampai Selasa 7 April 2020 dan masih terus terjadi. 

“Memang sulit menahan kedatangan warga termasuk dari zona merah,” ujarnya saat memantau Pos Penjagaan di Perbatasan Indihiang-Cisayong.

Namun, Budi mengatakan, pihaknya tidak bosan mengingatkan warga supaya memberitahu kerabatnya yang ada di luar daerah untuk tidak pulang terlebih dahulu. Hal ini demi menekan penyebaran wabah virus.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Kabar Wilayah Penatih Denpasar Ditutup, Simak Faktanya

“Karena  bagaimana pun ini demi keselamatan semua,” ujarnya.

Budi berharap masyarakat ikut bijak menyikapi situasi ini. Setiap warga perlu melindungi diri dari segala potensi penyebaran Covid-19.

“Termasuk pakai masker kalau ke luar rumah, memang tidak nyaman tapi demi kesehatan,” tuturnya.

Sampai Kamis 9 April 2020, di Tasikmalaya masih ada kasus positif Covid-19, 15 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 800 orang dalam pemantauan dan 73 orang tanpa gejala (OTG).

Baca Juga: Bingung saat Puasa di Luar Negeri? Yuk Baca Dulu 5 Tips Penyesuaiannya!

Diwawancara terpisah, Juru Bicara Covid -19 Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, penambahan kasus positif di Kota Tasikmalaya akibat masih banyaknya warga yang datang dari zona merah. Sejauh ini belum terdeteksi adanya persebaran antar warga lokal.

“Mudah-mudahan ke depannya juga tidak sampai ada transmisi lokal,” tuturnya.

Uus mengatakan, pihaknya belum bisa memprediksi kapan wabah virus corona berakhir. Menurutnya, tren saat ini masih terus mengalami peningkatan khususnya pasien positif.

“Kami harapkan April kita sudah lewati masa puncak, tapi ini juga perlu kesadaran masyarakat,” terangnya.

Baca Juga: Masih Proses Pendataan, Pemprov Jabar: Bantuan Jaring Pengaman Sosial Harus Tepat Sasaran

Terkait peningkatan ODP termasuk OTG di Kota Tasikmalaya yang kebanyak­an merupakan hasil pendataan petugas di perbatasan, Uus mengatakan, dikarenakan setiap warga yang datang dari zona merah otomatis dijadikan ODP dan dilaporkan ke Puskesmas tempat tinggalnya.

“Kalau dihalangi memang sulit, solusinya kita data supaya terpantau,” katanya.

Kewaspadaan terhadap Covid-19 ini bukan hanya untuk orang yang mengalami gejala batuk dan gangguan pernafasan saja, karena Orang Tanpa Gejala (OTG) juga mempunyai potensi menularkan meski secara fisik sehat.

Baca Juga: Ciptakan Robot Ventilator, Cara ITS Bantu Penanganan Pasien Covid-19

“Memang agak sulit kita mendeteksinya, makanya warga perlu menggunakan masker ketika beraktivitas di luar dan tentunya menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat),” ujar Uus.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler