“Sektor manufaktur itu terbesar di Jawa Barat. Dari 100 persen industri manufaktur di Indonesia, 60 persennya berada di Jawa Barat," ujarnya pada Senin 2 November 2020, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dalam RRI.
"Manufaktur dan jasa sangat terdampak Covid-19, maka itu jumlah PHK-nya paling banyak,” tambahnya.
Hal itu menjadi alasan bagi pihaknya untuk tak menaikkan UMP 2021, meski sejumlah provinsi telah melakukan hal tersebut.
Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 11 Telah Dibuka, Simak! Tips Pendaftarannya Berikut ini
Ia mengaku pihaknya tak ingin kenaikan UMP membebani perusahaan yang berujung dengan PHK dan merugikan para pekerja.
"Jangan dibandingkan dengan provinsi lain yang jumlah industrinya sedikit," ujarnya.
"Karena Jawa Barat dan Banten yang paling sangat mengalami dampak dari Covid-19 ini. Kalau dinaikkan, kami khawatirkan ada PHK lagi, yang merugikan pekerja,” sambungnya.
Kang Emil juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar mengajak seluruh pihak, utamanya buruh atau pekerja, untuk mendukung pemulihan ekonomi di Tatar Pasundan.
Dia tak menyangkal, keputusan yang diambil belum tentu diterima oleh seluruh pihak, namun ini untuk mencegah segala kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.
Baca Juga: Bicara Tentang Kaum Milineal, Fahri Hamzah: Mereka Tidak Bisa Disalahkan