Jadi Contoh Dalam Perpusnas RI, 5 Program Perpustakaan Unggulan Purwakarta Tingkatkan Kualitas Warga

- 24 Oktober 2020, 19:28 WIB
Kepala Disipusda Purwakarta Mohamad Ramdhan, pria yang akrab disapa Abah Dadan bersama siswa sekolah di Kantor Perpustakaan Disipusda Purwakarta. /jabarprov.go.id
Kepala Disipusda Purwakarta Mohamad Ramdhan, pria yang akrab disapa Abah Dadan bersama siswa sekolah di Kantor Perpustakaan Disipusda Purwakarta. /jabarprov.go.id /

PR TASIKMALAYA - Lima Program Perpustakaan Unggulan (Lipperpul) sudah lama digagas oleh Kepala Disipusda Purwakarta Mohamad Ramdhan, pria yang akrab disapa Abah Dadan. 

Program tersebut menjadikan Bidang Layanan Perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disipusda) Kabupaten Purwakarta terpilih sebagai salah satu dari 9 kabupaten se-Indonesia.

Kabupaten ini menjadi contoh dalam Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia.

Baca Juga: Jadi Cara Baru Menghibur Diri di Masa Pandemi, Begini Tips Aman Saat Menyaksikan Konser Drive-In

Menurutnya, perpustakaan diharapkan bisa memberikan kontribusi optimal kepada masyarakat, apalagi saat ini tengah menghadapi pandemi Covid-19.

Upaya transformasi perpustakaan, bukan hal yang mustahil dalam membantu meningkatkan kemampuan masyarakat, sehingga dapat mengubah kualitas hidupnya menjadi lebih baik.

Ramdhan menyampaikan saat ditemui di Kantor Perpustakaan Disipusda Purwakarta, Jumat, 23 Oktober 2020.

5 program itu di antaranya yakni, Getuk lindri (gerakan untuk literasi mandiri); Maranggi (maca rame-rame ngangge digital); Simping (sumber informasi melalui pelayanan perpustakaan keliling); Pala manggu (pelayanan hari Minggu); dan Ngala manggu (ngabuka layanan sabtu jeung minggu).

Baca Juga: Charlie Hebdo Terbitkan Ulang Kartun Nabi Muhammad, OKI: Hubungan Islam dan Prancis Terancam Rusak

“Getuk lindri inilah yang menjadi cikal bakal berkembangnya potensi masyarakat,” kata Abah Dadan, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Sabtu, 24 Oktober 2020 dari laman Pemprov Jabar.

“Kegiatan layanan pembinaan dan bantuan untuk pendirian/pembuatan sudut baca atau perpustakaan, baik di instansi pemerintah maupun swasta, lembaga pendidikan, desa/kelurahan, rumah ibadah, TBM, lapas, tempat pelayanan publik maupun komunitas," tambahnya.

Untuk itu, peran perpustakaan harus ditingkatkan sebagai wahana pembelajaran bersama, untuk mengembangkan potensi masyarakat.

Selain menyediakan sumber-sumber bacaan untuk menggali informasi dan pengetahuan, perpustakaan juga memfasilitasi masyarakat dengan berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan, yang bertujuan untuk pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Ma’ruf Amin: Indonesia Hanya Jadi Konsumen dan 'Tukang Stempel' Produk Halal yang Diimpor

"Awalnya saat berkeliling ke tiap-tiap desa untuk melakukan MOu Pojok Baca, ada seseorang yang membaca buku kemudian ia mengembangkan potensinya,” kata Abah Dadan.

“Di awal dia membuat produk herbal lalu dijual, kemudian mengelola limbah hasil dari membaca buku yang diikuti dengan membuat pojok baca di desanya. Nah yang terakhir itu membuat produk rajutannya setelah ia belajar dari membaca buku, lalu menjualnya melalui online," tambahnya.

Program inklusi sosial di Perpusda Purwakarta membuka kursus pelatihan merajut.

Berawal dari ide pengunjung perpustakaan yang sukses mengembangkan potensi rajutannya hingga laku di pasar online.

Baca Juga: ST Burhanuddin Dinilai Gagal Tangani Kasus Pinangki, ICW Minta Jokowi Copot Jabatan Jaksa Agung

Selain pelatihan rajutan, ia menambahkan masih ada pelatihan-pelatihan lainnya yang ada di Perpusda Purwakarta seperti kelas menulis, kelas sablon, dan lainnya.

"Setelah ia berhasil dengan produk rajutan yang turut membantu perekonomiannya, ia meminta saya untuk membuka pelatihan merajut di Perpustakaan Purwakarta,” kata Abah Dadan

Sampai saat ini Perpustakaan sudah banyak yang berkunjung untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut.

“Saya menyambut baik hal tersebut, dengan syarat menerapkan protokol kesehatan mengingat saat ini pandemi Covid-19, seperti membatasi jumlah peserta pelatihan setiap harinya,” kata Abah Dadan.

Baca Juga: Polio Jadi Virus Mematikan yang Pernah Menyerang Dunia, Begini Caranya Menyebar!

“Untuk jadwal pelatihan merajut setiap hari Rabu dan Jumat, untuk kelas menulis di hari Sabtu, kemudian kelas printing atau sablon juga sudah kita siapkan peralatannya," tambahnya.

Ia mengungkapkan, Purwakarta bisa menjadi satu-satunya kabupaten yang mewakili Jawa Barat sebagai kabupaten percontohan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, diakibatkan karena program itu memiliki dampak yang sangat baik untuk perekonomian masyarakat.

Sebetulnya di Jawa Barat yang terpilih ini ada 2 kabupaten, yaitu Purwakarta dan Pangandaran.

Namun setelah diseleksi lagi dengan melihat aspek dampak yang paling bagus dalam memulihkan perekonomian masyarakat, Purwakarta lah yang akhirnya terpilih.

Baca Juga: Hadapi Libur Panjang, Jumlah Perjalanan Kereta Api di Daop 3 Cirebon Bertambah

Seperti yang disebutkan di atas, inovasi yang dihasilkan dari membaca buku (merajut) sangat berdampak positif untuk ekonomi masyarakat.

Untuk ke depannya setelah pandemi ini selesai, ia akan sosialisasi ke setiap sekolah SMA di Purwakarta untuk datang ke Perpusda untuk membaca buku dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Jabarprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x