Terima Bantuan 50 Ribu RDT, Ridwan Kamil Masih Cari 150 Ribu Lagi

- 9 April 2020, 18:03 WIB
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil mengenakan masker.*
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil mengenakan masker.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Total 50 ribu bantuan alat Rapid Diagnostic Test resmi diterima Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil di Gedung Pakuan pada 8 April 2020.

Bantuan itu juga disertai ribuan alat kesehatan lainnya dari berbagai perusahaan, yayasan, dan perorangan.

Dalam rinciannya, donasi peralatan kesehatan untuk penanggulangan Covid-19 ini berupa 50 ribu alat RDT dari Yayasan Budha Tzu Chi, 3 ribu Alat Pelindung Diri (APD) dan 3 ribu masker dari Cartenz-GBI Stairway From Heaven, satu ventilator dari GBI Sukawarna, serta 700 APD dari Javaretro Hotel.

Baca Juga: Imbas Corona, Stok Darah di PMI Kabupaten Tasikmalaya Menipis

Selain itu, Jabar menerima 4 ribu baju hazmat, 5 ribu masker, dan 4 ribu pelindung wajah dari PT Eigerindo MPI, 180 coverall dan 40 ribu masker dari Nyoman Nuart, serta seribu baju hazmat, seribu pelindung wajah, seribu masker medis, dan 4 ribu sarung tangan latex dari Yayasan Summarecon Peduli.

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, pandemi global Covid-19 ini telah berdampak pada perekonomian masyarakat kecil hingga industri skala besar.

Inilah yang membuat Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mengapresiasi bantuan dari berbagai pihak dalam menanggulangi penyebaran Covid-19 itu.

Baca Juga: Glenn Fredly Berpulang, Presiden Jokowi: Karyanya akan Tetap Abadi

"Karena Covid-19 ini urusan bersama, maka kemampuan pemerintah ada batasnya, sehingga kepada mereka yang tangannya di atas saya ucapkan terima kasih," tuturnya.

Diungkapkan Ridwan Kamil, wabah Covid-19 yang tengah melanda Indonesia ini berdampak pada jiwa dan raga, sehingga peran bersama harus diberikan untuk bangsa ini.

"Wabah Covid-19 ini tidak hanya lahir tapi dampaknya juga batin, di sinilah peran kita untuk memberikan yang terbaik buat bangsa ini," ungkapnya.

Baca Juga: Rayakan HUT ke-12, Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya Gelar Aksi Donor Darah

Bahkan, Kang Emil kembali menekankan pentingnya kedisiplinan warga dalam social distancing/physical distancing dan menerapkan pola hidup sehat sebagai benteng pertama pertahanan melawan Covid-19.

Namun begitu, saat benteng pertama itu jebol, maka benteng pertahanan kedua adalah Pemprov Jabar yang harus menanggulangi Covid-19 dengan melacak atau mencari melalui pengadaan rapid test pada ribuan orang.

"Ini pekerjaan yang tidak mudah karena kita harus mengetes ribuan orang yang berpotensi tertular Covid-19," ujarnya.

Baca Juga: Rayakan HUT ke-12, Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya Gelar Aksi Donor Darah

Terlebih, pengadaan rapid test itu untuk mengetahui peta persebaran Covid-19 secara optimal. Dengan begitu Pemprov Jabar bisa mengambil kebijakan yang tepat.

Pun begitu, Jabar merujuk pola yang dilakukan oleh Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya.

Lebih lanjut, Kang Emil menilai Jabar idealnya memiliki kurang lebih 300 ribu alat RDT untuk mengetes 0,6 persen dari total penduduk hampir 50 juta jiwa.

Baca Juga: Marak di Indonesia, Jerman Malah Larang Penggunaan Aplikasi Zoom

Sedangkan hingga saat ini, Jabar hanya memiliki sekira 100 ribu alat RDT. Padahal ini sudah termasuk bantuan dari Kementerian Kesehatan, BNPB (gugus tugas pusat), PT Jasa Madivest (BUMD), dan 50 ribu di antaranya dari bantuan Yayasan Budha Tzu Chi pada akhir Maret lalu.

"Dan hari ini, Budha Tzu Chi kembali menyumbangkan 50 ribu, sehingga total Jabar memiliki 150 ribu alat tes (RDT) Covid-19," ucapnya.

Meskipun begitu, bantuan dari Yayasan Budha Tzu Chi masih belum mencukupi target alat RDT yang ditetapkan Pemprov Jabar.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Perampokan di Jalan Tidar Surabaya oleh Napi yang Dibebaskan saat Corona

Dalam arti lain, bantuan itu hanya mengurangi seperempat dari 200 ribu alat RDT yang dibutuhkan, sehingga Pemprov Jabar masih harus mencari kekurangan 150 ribu lagi.

"Jadi kita cari lagi 150 ribu (alat RDT) lainnya dan sedang kami (Pemprov Jabar) upayakan mencari hingga ke berbagai negara," tegasnya seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com melalui Pemprov Jabar.

Ridwan Kamil kembali mengingatkan bahwa semua itu bisa diminimalisir jika masyarakat disiplin melakukan benteng pertahanan pertama.

Baca Juga: Update Virus Corona Kamis 9 April 2020, WHO Tangkis Tuduhan Trump Soal Pro Tiongkok

"Bila masyarakat disiplin melakukan benteng pertahanan pertama yaitu pencegahan, harusnya akhir Juni 2020 kita bisa hidup lebih baik.

"Tapi kalau tidak disiplin mungkin pandemi bisa sampai akhir tahun," imbaunya menutup pernyataan.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x