Imbas Dua Kasus Virus Corona, Ridwan Kamil Sebut Jawa Barat Mulai Terkena Inflasi

- 6 Maret 2020, 12:32 WIB
GUBERNUR Jabar Ridwan Kamil.*
GUBERNUR Jabar Ridwan Kamil.* /HUMAS PEMPROV JABAR/

PIKIRAN RAKYAT - Kehadiran dua kasus Covid-19 di Indonesia telah dikonfirmasi langsung oleh Presiden Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Putranto pada Senin lalu.

Akibatnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat resmi terkena getahnya pada inflasi yang mengalami tekanan karena produk Tiongkok.

Ini disampaikan langsung oleh Ridwan Kamil usai membuka High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah se-Jabar di Savoy Homann, Kota Bandung pada Kamis, 05 Maret 2020.

Baca Juga: Dampak Wabah Virus Corona, BI Sebut Tiga Sektor Ekonomi Kena Imbasnya

Sebelumnya, dua kasus Covid-19 yang ditemukan di Indonesia ini menimpa dua warga Depok yang terinfeksi di Jakarta. Kini kedua pasien tersebut masih menjalani perawatan di RS Sulianti Saroso di Jakarta Utara.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com melalui situs Pemerintah Provinsi Jawa Barat, inflasi ini tak hanya berada di Pemprov Jabar, kondisi yang sama juga terjadi di Provinsi lain di Indoesia. Inflasi ini terjadi pada barang-barang impor dari Tiongkok.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mencontohkan bawang putih sebagai produk Tiongkok yang mengalami tekanan.

Baca Juga: Terjaring Razia, Terduga Residivis Curanmor asal Garut Diamankan Petugas Satlantas Kota Tasikmalaya

"Terkait inflasi kita ada tekanan karena banyak barang-barang impor dari Tiongkok. Kita beli bawang putih dari Tiongkok, termasuk bahan untuk infrastruktur terkendala juga," tutur Ridwan Kamil.

Untuk mengendalikan angka inflasi, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sudah melakukan berbagai upaya yang masuk ke dalam program kerja pengendalian inflasi.

Selain itu, rapat yang dihadiri TPID dan Bappeda dari 27 kabupaten dan kota se-Jabar ini dikhususkan untuk kesediaan semua pihak bersinergi dalam pengendalian inflasi.

Baca Juga: Diduga Epilepsi Kambuh, Warga asal Garut Ditemukan Tewas di Dalam Kolam Alun-alun Majalaya

"Dalam High Level Meeting ini, target kami adalah sinergi dari berbagai institusi menjadi lebih kuat dengan demikian berbagai program pengendalian inflasi dapat dilakukan dengan maksimal dan insyaallah inflasi dan harga-harga tetap terjaga.

"APBD kita dorong di awal tahun supaya masyarakat bisa bergerak untuk menggeliatkan ekonomi," tambahnya.

Adapun bila didasarkan pada data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar, terdapat beberapa faktor potensial pendorong meningkatnya inflasi di Jabar pada 2020, di antaranya virus corona, kenaikan iuran BPJS Kesehatan, dan Pilkada serentak di delapan kabupaten dan kota di Jabar.

Baca Juga: Faktor Banjir Awal Tahun, Penjualan Mobil Honda Alami Peningkatan di Luar Pulau Jawa

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar Herawanto meyakini ada juga sejumlah faktor penahan inflasi Jabar pada 2020.

Salah satunya adalah rendahnya potensi anomali iklim yang dapat mendorong stabilitas pasokan pangan utama. Sedangkan faktor lainnya adalah penurunan harga minyak dan diselesaikannya beberapa proyek strategis di Jabar.

"Kemudian potensi turunnya harga minyak akibat stok melimpah dan rampungnya beberapa proyek strategis di Jabar,"tutup Herawanto dalam pernyataannya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x