Belum Usai Wabah Virus Corona yang Mematikan, Kini Muncul Virus Zika dengan Gejala Sama, Dinas Kesehatan Jawa Barat Beri Penjelasan

- 24 Februari 2020, 14:57 WIB
HOAX wabah virus zika di Indonesia.*
HOAX wabah virus zika di Indonesia.* //Instagram @jabarsaberhoaks

PIKIRAN RAKYAT - Belum usai kabar kengerian wabah virus corona yang dapat menyebabkan kematian hampir diseluruh wilayah Tiongkok, terutama Kota Wuhan.

Tak hanya di Wuhan, puluhan negara telah mengonfirmasi adanya pasien dari negara mereka yang terinfeksi virus corona, bahkan banyak diantaranya yang tak pernah mengunjungi Tiongkok.

Tak habis kengerian warga dunia akibat wabah virus corona, kini masyarakat dibuat geger kembali atas adanya informasi satu virus baru yang memiliki gejala sama, yakni Virus Zika.

Baca Juga: Kalah Unggul dari Anies Baswedan dalam Survei Indo Barometer, Ridwan Kamil Disebut akan Lebih Mengudara di Indonesia

Informasi tersebut pertamakali tersebar lewat beberapa status Whatsapp dengan narasi yang membuat masyarakat makin khawatir, karena menyebut beberapa daerah di Indonesia.

"Setelah virus corona, kini virus zika sangat berbahaya. Hati2 virus Zika sudah sampai Lampung, Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, dan tersebar di beberapa kota besar di Indonesia.

"Hal ini bisa menjadi endemi yg meresahkan masyarakat. Ciri2 penyakit ZIKA: kepala terasa pusing cenut-cenut, mudah marah/emosi, demam, dan keluar keringat dingin," narasi yang menyebut adanya Virus Zika di Indonesia.

Baca Juga: Untuk Menghidupkan Desa Wisata Jawa Barat, Ada Tiga Kunci Utama yang Harus Benar-benar Dilakukan

Namun, setelah adanya serangkaian penelitian dan pengecekkan, informasi mengenai virus zika yang sama bahayanya dengan virus corona yang sudah masuk ke Indonesia, sudah dipastikan hoaks atau bohong.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Instagram resmi @jabarsaberhoaks, Tim Jabar Saber Hoaks telah memastikan bahwa informasi yang beredar di masyarakat tersebut adalah tidak benar.

Perlu diketahui, Vikrus Zika (ZIKV) adaalah virus yang disebarkan oleh nyamuk Aeder Aegypti yang termasuk ke dalam jenis virus flaviviridae dan genus flavivirus.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Terus Terjadi, Longsor Tebing Timbun Jalan Desa Cayur Juga Tumbangkan Pohon di Tasikmalaya

Virus Zika pertama kali diketahui ada di Afrika dan Asia sejak 1950-an dan pada 2014 silam, menyebar ke timur melintasi Samudra Pasifik ke Polinesia Prancis, kemudian ke Pulau Paskah.

Lalu, pada tahun 2015, virus zika kembali menyebar ke Amerika Tengah, Karibia, dan kini menyebar ke Amerika Selatan yang menjadi wabah besar.

Januari 2016, Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyaki (CDC) Amerika Serikat telah mengeluarkan pencehagan untuk menunda kehamilan, karena transimisi virus zika pada janin dapat menyebabkan mikrisefalus pda bayi yang lahir.

Baca Juga: Wujud Pengembangan Ekonomi, Dishub Jabar Terus Lakukan Rehabilitasi dan Reaktivasi Kereta Api di Jawa Barat

Badan kesehatan negara lain juga mengeluarkan perintah serupa, seperti Kolombia, Ekuador, El Salvador, dan Jamaika untuk menunda kehamilan karena akan berisiko menganggu perkembangan janin.

Seseorang yang terkena virus zika bisa mengalami gejala sakit ringan disertai demam, dimana ia harus menjalani istirahat dan sulit untuk mencegah tertularnya virus tersebut hanya dengan obat-obat atau vaksin.

WHO sendiri menyarakan bahwa Virus Zika di Amerika Latin telah menyatakan keadaan darurat kesehatan bagi masyarakat dan mengumumkan Status Darurat Kesehatan Internasional.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, Senin 24 Februari 2020: Langit akan Berawan dan Hujan akan Mengguyur dengan Intensitas Berbeda

Mengapa virus zika tidak masuk ke Indoenesia? Karena masyarakat memiliki antibodi kuat yang menyebabkan proteksi silang dengan virus dengue yang menyebabkan demam berdarah.

Informasi yang menyebutkan bahwa virus zika sudah sampai Bandung juga, dibantah oleh Dinas Kesehatan Jawa Barat yang ikut mengomentari unggahan Tim Jabar Saber Hoaks yang menjelaskan informasi hoaks tersebut.

"Betul saat ini khususnya di Jawa Barat tidak ditermukan kasus atau kejadian penyakit Zika. Namun kita tetap harus waspada dan melakukan tindakan pencegahan yaitu PSN 3M Plus," tutur Dinkes Jabar.

Baca Juga: Target Selesai Tahun 2021, Pembangunan Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan Diteruskan hingga Jawa Selatan

PSN 3M Plus adalah Pemberantasa Sarang Nyamuk dengan Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang, plus kegiatan pencegahan dengan menaburkan Larvasida pada penampungan air. Lalu, gunakanlah obat anti nyamuk dan kelambu.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Instagram @bpptkg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x