Jadi Salah Satu Wilayah Adat Sunda Tertua, Ridwan Kamil Kunjungi Kasepuhan Cipta Gelar

- 26 Maret 2021, 10:35 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunjungi salah satu wilayah adat Sunda tertua, Kasepuhan Cipta Gelar di perbatasan Jawa Barat dan Banten.* /ANTARA FOTO/Aditya Rohman
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunjungi salah satu wilayah adat Sunda tertua, Kasepuhan Cipta Gelar di perbatasan Jawa Barat dan Banten.* /ANTARA FOTO/Aditya Rohman /

PR TASIKMALAYA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunggah potret kunjungannya ke salah satu wilayah adat Sunda tertua di akun Instagram pribadinya, Kamis, 25 Maret 2021.

Ridwan Kamil mengunjungi Kasepuhan Cipta Gelar yang berada jauh di puncak gunung perbatasan Jawa Barat dan Banten.

Ridwan Kamil juga memberikan bantuan perbaikan micro hydro, untuk mengolah air sungai yang mengalir dengan turbin menjadi listrik.

Baca Juga: Keliling Dunia Temui Teroris, Benny Josua Mamoto Orang di Balik Terkuaknya Jaringan Terorisme di Indonesia

Bantuan ini sekaligus untuk pemulihan ekonomi kampung terdampak oleh Covid-19.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ridwan Kamil (@ridwankamil)

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu juga sedikit bercerita, bahwa Kasepuhan Cipta Gelar ini adalah sedikit sejarah nyata yang masih tersisa dari kebudayaan Sunda tua di era modern ini.

Kasepuhan Cipta Gelar turun temurun dipimpin oleh Sesepuh Adat yang dibantu oleh berbagai dukun.

Baca Juga: Usai Sindir Blusukan Anies Baswedan, Ferdinand Hutahaean Kini Komentari Foto sang Gubernur Makan di Warteg

Ada satu keluarga yang turun temurun berprofesi sebagai dukun pertanian, dukun mengurus ternak, dukun keamanan, dukun yang mengurus kesehatan warga.

Seluruh warga disana beragama Islam. Dimana, agama dan budaya mampu berdampingan harmonis lahir batin.

Kasepuhan Cipta Gelar terus menjaga tradisi, yaitu menghormati alam, dan cukup tidak berlebihan.

Baca Juga: Ada Perempuan Nangis dan Teriak-teriak di Luar Persidangan HRS, Dewi Tanjung: Keliatan Banget Skenarionya!

Untuk menanam padi pun cukup setahun sekali, dan cukup untuk seluruh warga.

Beras/gabah ini disimpan lestari di bangunan kecil bernama Leuit.

Uniknya, masih ada tabungan beras yang tersimpan dari tahun 1839.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa: Jerman Menang Mudah Atas Islandia

Gabah beras harus ditumbuk tidak boleh digiling dan dimasak dengan tungku.

Teknologi boleh digunakan selama tidak mengganggu nilai adat.

Kang Emil pun berpesan agar Kasepuhan Cipta Gelar selalu indah dan lestari  walaupun banyak digempur disrupsi oleh modernitas dan pandemi.

Baca Juga: BPOM Konfirmasi Diterbitkannya Izin Penggunaan Darurat Avifavir, Obat Asal Rusia yang Mampu Matikan Covid-19

Di malam harinya, Kang Emil menyempatkan untuk makan malam bersama warga sambil nonton bareng sinetron Ikatan Cinta.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ridwan Kamil (@ridwankamil)

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x