BPBD Jabar Siap Siaga Hadapi Dampak Iklim La Nina di Berbagai Wilayah

21 Oktober 2020, 09:23 WIB
Tebing longsor menimpa tujuh rumah di Desa Cikondang, Kecamatan Cisompet terkena longsor pada Selasa 13 Oktober 2020/Dokumemtasi BPBD Garut /

PR TASIKMALAYA - Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jabar, Dani Ramdhan menyebut, pihaknya sudah menyiagakan seluruh potensi yang ada.

Kesiapsiagaan itu sebagai upaya untuk menghadapi kemungkinan bencana seperti banjir, angin puting beliung, dan pergerakan tanah.

Ttermasuk koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota.

Baca Juga: Bahas Penanggulangan Covid-19, PM Jepang Yoshihide Suga Tiba di Indonesia

Hal ini prediksi dari dampak iklim La Nina yang diperkirakan masih akan berlangsung di wilayah Jawa Barat.

Mulai dari wilayah Jabar Selatan, Tengah, hingga bulan Desember, lalu puncaknya merata ke seluruh Jabar di bulan Januari-Februari.

"Terus menanjak ya, namun wilayahnya bergeser. Kalau sekarang kan ada di wilayah Jabar Selatan seperti Sukabumi, Pangandaran, Ciamis, Garut, Tasik, Bogor,” kata Dani, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, 21 Oktober 2020 dari laman Pemprov Jabar.

Baca Juga: Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf, Fadli Zon: Beban Rakyat dan Negara Kian Berat

Cuaca buruk karena iklim La Nina juga akan menyebar, dan berdampak ke wilayah lain.

Perkiraan hingga awal tahun 2021 juga akan tetap terjadi. Sehingga, BPBD diperlukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi berbagai hal yang akan terjadi.

“Nanti akan bergeser ke wilayah Tengah seperti Bandung, dan sekitarnya hingga Desember, lalu puncaknya di bulan Januari Februari merata ke seluruh Jabar," tambahnya.

Baca Juga: Kementerian Agama Siap Dukung UMKM Sediakan Produk Halal

Beberapa langkah kesiapsiagaan sedang dilakukan BPBD Jaawa Barat, dan BPBD Kabupaten Kota serta instansi lain seperti PU, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan lain-lain.

"Kami sedang meningkatkan kesiapsiagaan bersama BPBD kabupaten kota di antaranya rapat koordinasi kontigensi,dan rencana aksi di tingkat provinsi dan kabupaten kota,” lanjut Dani.

Bahkan siap siaga secara fisik dan virtual dengan kecanggihan teknologi meningkatkan serta memudahkan dalam komunikasi, dan koordinasi.

Baca Juga: Ditolak Mendarat di Indonesia, ini Kemampuan Canggih Pesawat P-8 Poseidon Milik AS

Diharapkan hal ini bisa membantu dan mempermudah pada saat bencana terjadi dan membuat simulasi mitigasi bencana.

“Kemudian apel siaga baik secara fisik maupun virtual, selanjutnya simulasi mitigasi dan terakhir adalah susur sungai," ujarnya.

Menurut Dani, kebanyakan bencana hidrometeorologi itu berasal dari sungai. Oleh karena itu, susur sungai bertujuan memeriksa keadaan sungai untuk memastikan tidak ada hambatan aliran air.

Baca Juga: Hadapi Hidrometeorologi, BNPB Imbau Masyarakat Terapkan Mitigasi Bencana

"Kita periksa keadaan sungai seperti kondisi ketahanan tanggul, hambatan yang disebabkan  sampah atau penyempitan dan lain-lain," pungkas Dani, Senin, 19 Oktober 2020.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Tags

Terkini

Terpopuler