100 Orang Warga Terpaksa Harus Melakukan Karantina Mikro, Usai Satu Orang Terpapar Virus Corona

6 Juni 2020, 11:45 WIB
PELAKSANAAN swab test untuk warga Karangmekar di pelataran Gereja HKBP Jalan Lurah Kota Cimahi, Jumat 5 Juni 2020.* //Pikiran-Rakyat.com/Harry Sujana

PR TASIKMALAYA - Seorang warga Kelurahan Karangmekar, Cimahi positif Corona. Ia kini dirawat di ruang isolasi khusus RSUD Cibabat.

Diketahui bahwa kondisinya hingga kini belum terlalu baik lantaran dirinya masih mengalami demam.

Sebelumnya, pasien menjalani rapid test di RS Mitra Kasih dengan hasil reaktif, kemudian dipastikan dengan swab test di mana ia dinyatakan terpapar Covid-19.

Baca Juga: Partai Komunis Disebut Harus Digulingkan, Pemerintah Tiongkok Langsung Bereaksi

Adanya temuan pasien Covid-19 ini, membuat 100 warga di RT 1 RW 17 Kelurahan Karangmekar Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi harus menjalani karantina mikro atau Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di lingkungan tempat tinggal selama 14 hari.

"Kita lakukan PSBM untuk satu RT di lingkungan pasien positif itu, sekitar 100 orang yang dikarantina, tapi nanti dipastikan lagi sesuai hasil swab test," ujar Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna.

Demikian dikutip dari artikel Pikiran-Rakyat.com dengan judul Kota Cimahi Kembali Temukan Kasus Positif Covid-19, 100 Orang Langsung Dikarantina.

Karantina mikro ini diterapkan untuk mencegah perluasan penyebaran dan melakukan pemetaan terhadap sebaran Covid-19 di lingkungan tersebut.

Baca Juga: RRC Minta untuk Jaga Perdamaian, Indonesia Tolak Negosiasi Tiongkok Soal Laut China Selatan

Sementara test wab juga dilakukan untuk mengetahui warga yang terpapar atau tidak.

"Yang swab test hari ini ada sekitar 150 orang," ujarnya pada, Jumat 5 Juni 2020.

Pelaksanaan swab test tersebut sebagai upaya tracing terhadap riwayat kontak erat yang dilakukan pasien positif tersebut terhadap warga sekitar. Sebelumnya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kegiatan tersebut dan penerapan PSBM ke depan.

Sementara itu, kasus ditindaklanjuti dengan pencarian kontak erat warga dan pengetesan Covid-19 untuk memastikan sebaran kasus Covid-19.

Baca Juga: Beredar Kabar George Floyd Meningal Ditembak Polisi AS, 2 Dokter Forensik Ungkap Fakta Sebenarnya

Dalam hal ini juga ada beberapa kesuliatan yang harus dihadapi, salah satunya adalah warga yang menolak untuk karantina mikro.

"Tapi kami terus edukasi dan sampaikan bahwa ini demi menghentikan penyebaran dan tidak perlu takut dikucilkan," tandas Ajay.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil yang turut memantau kegiatan tersebut mengatakan, PSBM dianggap paling efisien dan terukur untuk menekan laju penyebaran Covid-19.

"PSBB yang diberlakukan kemarin tampak semua diperlakukan sama, sulit mencari penghidupan. Dengan PSBM ini, kita pastikan semua berjalan normal karena karantina hanya di wilayah yang ada kasus positif saja," katanya.

Baca Juga: Beredar Unggahan Foto Jokowi Menggunakan Sepatu ke Dalam Masjid. Begini Faktanya

Pihaknya memberdayakan PKK dan relawan untuk membantu penyediaan kebutuhan makan warga yang dikarantina selama 14 hari.

Sementara itu, kebutuhan ditanggung pemerintah dan PKK yang akan mengatur soal penyediaan jatah makan.

"Kita buat dapur umum untuk penyediaan makanan warga," jelasnya.

Baca Juga: Renovasi Pasar Pancasila Batal Dibangun Tahun Ini, Dinas KUKM Perindag Minta Dimaklumi

Atalia juga berharap agar hasil test swab bisa segera keluar, agar peta penyebarannya bisa dijadikan acuan untuk penanganan kasus tersebut.

"Kalau ada yang positif hasil swab test, langsung diberikan treatment khusus saat perawatannya," ujarnya.*** (Ririn Nur Febriani) 

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler